SOROT 401

Jalan Panjang ke Kampung Halaman

Berjuta manusia secara serentak bergerak demi menikmati libur bersama keluarga di kampung halaman setiap perayaan hari raya Idul Fitri.
Sumber :
  • VIVAnews/Ikhwan Yanuar

VIVA.co.id – Pemuda itu terlihat basah kuyup. Ia berdiri di ruas jalan Kaligawe, Kota Semarang, Jawa Tengah yang tergenang air. Tangannya menggenggam bendera berwarna merah. Bendera itu dikibar-kibarkannya setiap ada kendaraan yang melintas.

Trik Jitu Dapatkan Harga Tiket dan Akomodasi Ekonomis

Jumat siang, 17 Juni 2016, air setinggi 80 sentimeter menggenangi kaki dan tubuhnya. "Saya di sini sejak pagi," kata pemuda berusia 24 tahun bernama Disa Setyabudi ini.

Disa, beberapa belakangan ini memilih menjadi pengatur lalu lintas. Ia dibayar lewat sumbangsih pengguna jalan. Maklum, di ruas jalan yang kini menjadi tempat kerjanya itu tergenang limpahan air laut.

Hindari Penumpukan, Menhub Sarankan Cuti Lebaran Lebih Awal

Lubang menganga yang tertutup air menjadi ancaman bagi pengendara. Sekali terperosok bisa berakibat fatal bagi pengemudi. "Biasanya banjir rob mulai datang sekitar pukul 14.00 sampai jam 21.00 malam. Ini sudah mulai mengalir robnya," katanya.

jalur mudik semarang terkena banjir rob

Kemenhub: Ada 16 Titik Macet Jelang Lebaran

Kemacetan lalu lintas kendaraan bermotor akibat genangan rob berlangsung di Jalan Kaligawe, Semarang, Jawa Tengah.

Ya, air rob dari limpahan air laut memang tengah menggenang di Kota Semarang. Ratusan kendaraan sempat terjebak akibat bencana ini. Kalau pun memaksa melintas, sopir harus ekstra hati-hati.

"Kalau kendaraan tidak diatur untuk menghindari lubang bahaya. Roda mobil atau motor bisa rusak karena lubang yang cukup besar di dalam air," ujar warga Kampung Tenggang, Desa Tambaklorok itu.

Disa mengakui rob kali ini yang terparah. Bagaimana tidak, menjelang malam hari, rendaman air laut ini bahkan bisa mencapai setinggi satu meter. Dan diperparah lagi, air ini ikut menggerus aspal di badan jalan. Sehingga membuat lubang membahayakan bagi yang melintas di jalan yang nantinya akan menjadi jalur utama mudik lebaran tersebut.

Baca juga:

Berikutnya: Menekan Angka Kecelakaan

Nol Kecelakaan

Tahun ini, diperkirakan sebanyak 17,7 juta jiwa orang akan melakukan perjalanan mudik. Jumlah ini meningkat bila dibandingkan tahun 2015 lalu yang mencapai 17,4 juta jiwa.

Tradisi mudik merupakan salah satu momen fenomenal yang terjadi di Indonesia. Berjuta manusia secara serentak bergerak demi menikmati libur bersama keluarga di kampung halaman setiap perayaan hari raya Idul Fitri.

Entah itu lewat jalur darat menggunakan kendaraan umum atau pribadi, pesawat, kapal laut atau pun kereta api. Semua berduyun-duyun pulang ke kampung halaman.

Di Semarang Jawa Tengah saja misalnya, diperkirakan tahun ini akan ada 6,66 juta orang yang pulang ke daerah itu. Seluruhnya akan melintas di Jalur Pantura dan Pantai Selatan. Sebab itu diakui, sejak dahulu Jawa Tengah memang kota pemudik. Setiap tahun daerah ini menjadi wilayah paling tinggi mobilitas pemudiknya.

Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan menyebutkan, untuk pemudik yang menggunakan jalur laut telah disediakan 1.273 kapal. Jumlah ini meningkat dibanding tahun lalu sebanyak 1.262 kapal. Dengan perkiraan pengguna sebanyak 910 ribu orang.

Untuk angkutan udara, setidaknya sudah disiagakan 529 unit atau ada penambahan 59 pesawat baru dibanding tahun lalu yang hanya 470 unit. Target pengguna armada ini diperkirakan mencapai 4,6 juta jiwa atau meningkat 7,6 persen dibanding tahun sebelumnya 4,3 juta jiwa.

Sedangkan untuk pengguna armada kereta api. Setidaknya tahun ini telah disiagakan 73 unit kereta api dengan total bangku yang disediakan mencapai 37.948 kursi dan dengan perkiraan pengguna mencapai 4,1 juta, atau meningkat dibanding sebelumnya sebesar 4,6 persen yakni 3,9 juta jiwa.

Sementara untuk angkutan umum berupa bus, meski belum ada data rinci, diperkirakan ribuan bus yang akan beroperasi guna mengakomodir pengguna angkutan yang diperkirakan mencapai 4,3 juta jiwa. Angka ini menurun dibanding tahun lalu yang mencapai 4,7 juta jiwa.

"Persiapan sekarang bergerak secara paralel. Kita sekarang juga lagi fokus terhadap kegiatan ramp check di darat, laut dan udara. Targetnya zero accident (untuk angkutan umum)," kata Direktur Angkutan dan Multi Moda Ditjen Perhubungan Darat Cucu Mulyana, Kamis, 16 Juni 2016.

Harus diakui, tahun ini, sekaligus menjadi pembuka gebrakan. Sebab kali ini juga pemerintah mematok target cukup tinggi yakni nol kecelakaan atau  zero accident. Atas itulah, kini tidak ada lagi istilah pemeriksaan secara sampling. Namun berubah menjadi menyeluruh dan menyasar seluruh armada, terminal, bandara hingga pun ke stasiun yang menyediakan angkutan umum untuk mudik lebaran 2016.

“Kelayakan transportasi darat, air, udara, juga kereta api diperiksa sampai 23 Juni 2016. (Jika) Ada temuan tak layak jalan di semua moda, wajib diperbaiki,” kata Menteri Perhubungan, Ignasius Jonan di Malang.

Tanpa Cuti

Di sisi lain, selain kesiapan armada, persiapan mudik Lebaran tentu harus sinkron dengan kesiapan personel. Baik itu untuk pengamanan atau pun pelayanan jasa bagi para pemudik.

Beberapa layanan angkutan penumpang, bahkan menerapkan keharusan tanpa cuti untuk para petugas. "Direksi enggak boleh cuti. Jadi nanti abis sungkeman langsung kerja lagi," kata Direktur Utama Angkasa Pura II, Budi Karya.

Maklum instruksi ini juga tak lepas dari imbauan yang disampaikan Jonan. Salah satu tujuannya demi mengoptimalkan layanan bagi masyarakat yang hendak mudik. "Yang cuti seminggu lebih tidak usah, semua harus turun di lapangan, termasuk saya," kata Jonan awal Juni lalu.

Tahun ini, pengguna mudik lewat maskapai udara diperkirakan mencapai 4,6 juta jiwa. Jumlah ini jauh lebih banyak dibanding pengguna kereta api dan kendaraan umum. Meski begitu, Angkasa Pura tetap optimistis, sebabnya tahun ini persiapan layanan mudik akan disiagakan sejak dua pekan sebelum Lebaran.

"Tenggang waktu ini membuat kami menjadi lebih baik meng-handle. Biasanya kan 2-3 hari sebelum lebaran," kata Budi.

Di lintasan rel kereta. Sejauh ini, Kereta Api Indonesia juga optimistis tidak ada kendala selama mudik Lebaran. Lebih dari 2.000 personel bahkan disiagakan untuk membantu, mulai dari petugas pengamanan, polisi hingga pramuka ikut diterjunkan.

"Kami juga menerapkan pengamanan tertutup serta anjing pelacak," kata Kepala Humas Daerah Operasi I Jakarta Kereta Api Indonesia, Bambang Prayitno.

Menurut Bambang, KAI merancang akan menyediakan posko sejak 24 Juni hingga 17 Juli, guna melayani penumpang yang akan menggunakan kereta api reguler, tambahan hingga ke fakultatif. "Reguler ada 52 unit, tambahan 14 dan fakultatif tujuh kereta api. Total 73 kereta api disiagakan dengan jumlah seat 37.948 kursi," katanya.

Begitu pun dari kesiapan personel keamanan. Tahun ini, sudah disiagakan sebanyak 157 ribu personel gabungan mulai dari polisi, TNI hingga ke petugas Dishub se-Indonesia selama libur Lebaran.

Dijadwalkan, ratusan ribu personel ini akan mulai bertugas efektif pada 30 Juni 2016 atau sepekan sebelum libur lebaran. "Kami juga sudah menyiapkan satgas deteksi dini, penindakan dan antisipasi. Tanggal 30 Juni usai gelar pasukan, langsung berangkat (ke lokasi)," kata Kepala Bagian Operasional Korps Lalu Lintas Polri, Kombes Pol Benyamin.


Selanjutnya: Titik-titik Macet

Titik Kemacetan

Kemacetan selama mudik Lebaran sepertinya memang tak bisa terhindarkan. Ini tak lepas dari banyaknya orang yang bergerak menggunakan kendaraan dalam waktu yang bersamaan. Bayangkan saja, 17,7 juta orang pemudik itu setara dengan manusia di ibu kota  Jakarta, ditambah dengan Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.

Lalu kemudian bergerak bersama secara bertahap untuk pindah ke tempat lain. Jadi sangat wajar jika terjadi kemacetan. Namun demikian, pengelolaan lalu lintas dan jalur mudik tetap prioritas guna mengurangi risiko kemacetan di arus mudik lebaran. Dan yang perlu diperhatikan, mudik ini didominasi warga yang tinggal di Pulau Jawa.

Kepala Bagian Operasional Korps Lalu Lintas Polri Kombes Pol Benyamin tak menampik akan ada titik macet di beberapa jalur lintasan mudik. Seperti di jalur Selatan Nagrek, lalu Brebes Timur atau Kota Tegal dan beberapa wilayah lainnya.

"Penanganan macet ini selain personel, kita juga akan terapkan sistem buka tutup atau contra flow (lawan arus)," kata Benyamin.

Laporan dari Jawa Barat, sejauh ini mengklaim 90 persen jalur mudik 2016 baik itu lewat tol atau sudah siap untuk dilintasi. Begitu pun dengan jalur alternatif, setidaknya hingga H-7 sudah rampung perbaikannya.

"Secara keseluruhan siap dilalui. Dan terkhusus tol Cipali, akan diterapkan mekanisme cluster untuk pengurai kemacetan," kata Kepala Bidang Humas Polda Jawa Barat, Kombes Pol Yusri Yunus.

Sistem cluster itu berupa pembedaan tarif tol. Cluster I yakni dari Jakarta-Palimanan akan dibebankan uang Rp109.500 dan cluster II berada di Palimanan-Brebes Timur dengan tarif Rp50.500.

"Tahun lalu di Palimanan ada enam pintu exit pembayaran. Tahun ini ada 26 pintu untuk memudahkan kecepatan. Jika pun masih ada kepadatan, nanti petugas yang aktif menjemput," kata Yusri.

Di Jawa Tengah, pemerintah setempat sudah melokalisir 10 wilayah yang kemungkinan akan menjadi sumber kemacetan. Penyebabnya, pekerjaan jalan dan jembatan, banjir rob, tanjakan, hingga ke pasar tumpah.

Secara rinci daerah itu yakni, wilayah Purbalingga Klampok, Kebumen-Cilacap, Boyolali-Magelang-Jrakah, Salatiga-Kedungjati Ungaran, dan Kabupaten Blora. Lalu kawasan Kaligawe Kota Semarang, Kabupaten Kendal. Sedangkan di Pantura, fokusnya Kabupaten Pekalongan dan Kabupaten Brebes.

Diprediksi, kemacetan terparah akan terjadi di Brebes, khususnya jalur keluar Tol Pejagan menuju ke arah alternatif Purwokerto. Lalu ke luar dari Brebes Timur menuju wilayah Pantura Tegal serta dari Palikanci menuju Pantura Brebes. Hal itu merupakan imbas dari diberlakukannya transaksi jalan tol menuju Jawa Tengah hanya ada di Cikarang Utama dan Palimanan.

"Nanti setiap anggota disiagakan setiap 100 meter di wilayah Brebes. Mereka akan bertugas 24 jam nonstop," kata Kepala Bidang Humas Polda Jateng, Komisaris Besar Polisi A Liliek Darmanto.

Bergeser ke Solo Surakarta. Daerah kelahiran Presiden Joko Widodo ini juga memiliki titik kemacetan yang harus diwaspadai bagi pemudik. Titik itu berupa pintu masuk menuju Solo di antaranya Jalan Slamet Riyadi, Jalan Adi Sucipto dan underpass Makam Haji.

Direncanakan, upaya antisipasi kemacetan di wilayah Surakarta akan menggunakan sistem satu arah. "Untuk arus mudik nanti  akan dibuka jalur satu arah saja, khususnya  jalur Solo-Sragen. Sedangkan untuk arus balik yang dibuka jalur tol Sragen-Solo serta satu arah," kata Sri Baskoro, Kabid Lalu lintas Dishubkominfo Surakarta.

Sedangkan wilayah Yogyakarta. Titik kemacetan diperkirakan akan terjadi di jalur alternatif Tempel-Pakem-Prambanan yang hingga saat ini belum selesai dilakukan sehingga pada H-7 Lebaran semua pekerjaan akan tetap dihentikan.

Bahaya Mengintai

Sejauh ini, meski pemerintah dan sejumlah pejabat di daerah mengklaim lebih dari 80 persen persiapan sarana dan prasarana mudik Lebaran telah rampung. Namun, fakta di lapangan ditemukan beberapa daerah yang masih keteteran menyiapkan infrastruktur jalan.

Di jalur tengah Jawa Timur, misalnya. Dilaporkan sepanjang 32 kilometer jalan nasional dari Mantingan Ngawi menuju Ngawi Kota yang menjadi pintu gerbang masuk pemudik dari Jawa Tengah justru memprihatinkan. "Kondisi yang bagus hanya 30 persen,” kata Suwignyo, staf Dinas Pekerjaan Umum Jawa Timur.

Kerusakan jalan di jalur ini berupa jalan retak, bergelombang, berlubang dan sliding (bergeser ke pinggir). Dinas setempat sebetulnya sudah berusaha mengajukan perbaikan di jalur yang memakan korban artis Sophan Sopian itu. Namun sayang tak membuahkan hasil.

"Sejak tahun 2011, sudah diajukan, bahkan tiap tahun kita mengajukan untuk peningkatan jalan. Sementara yang terealisasi hanya sepanjang 5 kilometer, di daerah Gendingan Ngawi,” kata Suwignyo.

Kondisi serupa terjadi di Surabaya. Jalan By Pass Krian, Sidoarjo yang menjadi jalan utama dari Surabaya, Jawa Timur, menuju Solo, Jawa Tengah, atau Yogyakarta, juga dalam kondisi belum siap.

Kebut perbaikan pemerintah yang terkesan tambal sulam, tak sepenuhnya baik. Dengan kata lain, meski lubang jalan di daerah ini tak terlihat. Namun, ruas jalan yang tidak rata menjadi bahaya bagi pengemudi.

Perbaikan jalan jalur mudik

Sejumlah pekerja melakukan perbaikan jalan di Desa Mranggen, Demak, Jawa Tengah (16/6) sebagai persiapan menghadapi arus mudik dan balik Lebaran 2016

Jalan yang bergelombang membuat kendaraan melaju pelan, alhasil terjadi kepadatan arus lalu lintas di beberapa titik di Taman dan Trosobo. "Karena jalan bergelombang masih bisa dilalui, bukan prioritas perbaikan untuk arus mudik Lebaran tahun ini," kata Kabid Angkutan Jalan Dinas Perhubungan Jawa Timur, Sumarsono memberikan alasan.

Di Yogyakarta, setidaknya tercatat sepanjang 27 kilometer yang terdiri dari 28 ruas jalan juga sedang dalam perbaikan. Pengerjaan ini diprediksi belum akan rampung ketika memasuki sepekan libur Lebaran.

"(Tapi) Untuk jalan utama mudik sudah siap dilalui pemudik," kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum Perumahan Energi dan Sumber Daya Mineral ( PUP-ESDM), Rani Sjamsinarsi.

Kewaspadaan pemudik juga perlu diperhatikan di Semarang. Ibu Kota Jawa Tengah ini kini justru berjibaku dengan munculnya banjir rob yang menutupi sejumlah ruas jalannya. Air laut juga menutupi jalur utama mudik di daerah itu. Sementara jalur alternatif belum bisa didapatkan.

Sementara kondisi badan jalan terus memburuk dan dipenuhi lubang akibat aspal yang terus mengeropos. Pantauan VIVA.co.id, kondisi ini bisa ditemukan di sekitar 200 meter sebelum perlintasan kereta api Kaligawe dari arah Barat dan sebaliknya. Rinciannya seperti di KM 2.500 di SPBU Sawah Besar hingga KM 2.800 setelah perlintasan kereta api.

"Sekarang tindakan darurat yang dilakukan, menghentikan rob itu dengan cara pakai karung dulu. Cara lebih baik dari itu (jalur alternatif atau menghentikan rob) belum kita temukan," kata Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.

Dan tentunya, rob bukan satu-satunya ancaman macet di daerah ini. Di ruas Pantura Kabupaten Tegal, misalnya. Proyek pergantian jembatan Kali Pah yang diprediksi tidak akan selesai saat Lebaran nanti dipastikan akan menjadi titik serius kemacetan.

Belum lagi di wilayah timur, yang ada penggantian jembatan Sipait di Kabupaten Pekalongan. Dan perlu diingat, jembatan Sipait yang ke arah Semarang dalam proses pembangunan, sehingga hanya ada jembatan darurat baily dan satu jembatan utama.

Hal ini tentu penting diwaspadai para pemudik karena kendaran dipastikan terhambat cukup parah, baik melalui jalan utama maupun alternatif.

Berikutnya: Infrastruktur Lebih Baik

Strategi ke Depan

Secara akumulatif, momen mudik tahun ini sedikit ada perbaikan di sisi infrastruktur dan manajemen mudik. Tahun ini tercatat ada 95 kilometer ruas tol baru telah siap dilalui.

Jaringan baru ini melengkapi sejumlah tol yang sudah ada di Pulau Jawa. Dengan kata lain kini ada 668 kilometer jaringan tol yang siap menunjang kegiatan mudik lebaran tahun 2016.

Pada layanan udara, di Soekarno Hatta salah satunya, kini akan difungsikan terminal Ultimate 3. Terminal ini diharapkan mampu menekan angka penundaan penerbangan.

Namun demikian, perbaikan strategi tetap harus dipikirkan lebih ke depan. Sebab perbaikan dan penambahan infrastruktur tersebut belum menunjukkan hasil yang memuaskan. Jumlah pemudik sangat fluktuatif, bisa bertambah, bisa juga melebihi prediksi. Sebab itu, persiapan maksimal pun harus dilakukan pemerintah.

Menurut Miryam S Haryani, anggota Komisi V DPR, salah satu yang harus dipikirkan adalah strategi perbaikan infrastruktur yang tidak harus menunggu momen Lebaran. "Idul Fitri menjadi momentum juga bagi pemerintah untuk melakukan perbaikan dalam persoalan infrastruktur jalan, seakan-akan kalau tidak ada momen ini perbaikan dianggap sebagai perkara yang santai-santai saja alias tidak mendesak, ini yang menurut saya agak keliru polanya," katanya.

Dan salah satu hal yang juga harus dipertimbangkan lagi, tambah Miryam, libur  serentak para pekerja. Ini menjadi faktor penting penyumbang kemacetan. "Dan yang tak kalah penting, kesadaran warga membiasakan tertib saat mudik karena semua ingin segera tiba di kampung halaman," katanya.

Dalam momen mudik tetap harus ditanamkan: keselamatan adalah prioritas. Percuma mudik jika celaka di jalan lantaran memaksakan atau tidak hati-hati. Ingat tahun 2014, telah terjadi 3.888 kasus kecelakaan, dan di tahun  2015 sebanyak 3.049 kasus. Meski angka itu menurun, kecelakaan dan taruhan nyawa bukanlah tujuan mudik.

Jadi, mari perhatikan keselamatan diri dan juga orang lain agar tidak celaka selama mudik. Lebaran akan lebih indah jika semua berkumpul dalam sukacita. Selamat mudik tahun 2016.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya