SOROT 276

Kebun Binatang “Maut” Surabaya

Ilustrasi/Aksi simpatik penyelamatan kebun binatang Surabaya beberapa waktu lalu
Sumber :
  • ANTARA/Eric Ireng

VIVAnews – Ada yang tak wajar di Kebun Binatang Surabaya (KBS), Selasa, 7 Januari pekan lalu. Michael, singa jantan Afrika berusia 1,5 tahun, ditemukan tewas di kandangnya. Ia mati dengan leher tercekik kawat baja.

Badan hewan langka itu terjuntai. Lidahnya terjulur. Persis orang bunuh diri. Yang mencekik leher Michael adalah sepotong kawat sling timah. Biasanya kawat itu dipakai membuka dan menutup pintu kandang Michael.
 
Kebun binatang itu pun gempar. Lagi, ada hewan mati di sana. Tim medis diterjunkan untuk memeriksa bangkai Michael. Hasil autopsi menyatakan singa itu tewas kehabisan oksigen. Ia tamat tercekik. Padahal sebelum mati tergantung, Michael sehat dan lincah.
 
Direktur Operasional dan Umum Perusahaan Daerah Taman Satwa KBS, drh. Liang Kaspe, pun bingung. Bagaimana bisa Michael mati tergantung di kandangnya sendiri? Di kandang tak ada tangga, atau alat panjat yang membantu Michael untuk “gantung diri.” Kawat sling juga kaku, tak lemas.

Permudah Layanan Perusahaan KITE, Bea Cukai Banten Luncurkan SIAP KABAN

Menurut Liang, tak mungkin Michael terlilit saat meloncat di dekat pintu kandang. Kasus kematian singa itu juga diusut oleh polisi dari Polresta Surabaya. Dari keterangan para saksi, polisi yakin tak ada orang yang sengaja mencekik singa jantan itu.
 
Ada dugaan sementara yang diajukan polisi. Juru bicara Polda Jawa Timur, Komisaris Besar Polisi Awi Setiyono, mengatakan kandang Michael kebetulan berhadapan dengan kandang Lena, seekor singa betina. Ini memang musim birahi bagi para singa. Michael diduga terangsang dengan Lena. Ia lalu jadi agresif. Ia melompat-lompat. Sialnya, ia malah mati tersangkut di kawat itu.
 
Totok, salah seorang pawang di KBS, yakin Michael tak mati dibunuh. “Kecil kemungkinan dia dibunuh, misalnya diracun, kemudian digantung. Sebab kalau diracun, lidahnya tak terjulur,” kata dia.

Menurut Totok, bisa saja Michael ingin keluar dari kandang ketika melihat kawat penutup pintu terjuntai. Ia loncat-loncat dan akhirnya terjerat. Entah dugaan versi mana yang benar, sebab Michael tentu tak mungkin ditanyai.
 
Sehari sebelum singa itu mati, ada seekor antelop atau gnu yang bernasib buruk serupa. Ia ditemukan mati di kandangnya. Kata hasil autopsi, gnu itu sakit kembung. Hujan terus menerus mengguyur. Tanah di kandangnya tergenang air. Kelembaban di kandang itu pun tinggi, sehingga gnu sakit.
 
Entah mengapa, kematian hewan di kebun binatang itu seperti sebuah kutukan. Berturut-turut penghuninya tewas. Sepekan setelah singa dan gnu tumpas, giliran kambing gunung berusia 6 bulan ditemukan mati. Ada luka memar memerah di lehernya. Tim dokter menduga luka itu akibat benturan benda keras. Bisa jadi itu karena ditanduk kambing gunung dewasa di kelompoknya.
 
Tengoklah catatan kematian hewan di sana. Gila. Ratusan hewan mati selama dua tahun terakhir. Selama tiga bulan lalu, misalnya, ada 50 ekor binatang mati. Padahal, dulu kebun binatang itu pernah mendapat predikat terlengkap se-Asia Tenggara. Makin ke belakang, angkanya makin mengerikan. Tahun 2012, lebih dari 130 binatang mati. Sepanjang 2011, 250 ekor satwa tamat. Penyebab kematiannya pun aneh-aneh (lihat ).
 
Ada contoh lain yang tak kurang mengenaskan. Seekor jerapah Afrika bernama Kliwon ditemukan tewas pada 1 Maret 2012. Binatang itu memang sudah gaek, usianya 30 tahun. Tapi kematiannya diduga bukan karena faktor umur. Simak hasil autopsinya: di lambung Kliwon ada gumpalan plastik seberat 20 kilogram. Paru-parunya pucat, penuh tonjolan keras. Bentuk hatinya tak beraturan. Bolong, digerogoti cacing pita.
 
Hewan malang itu dikuburkan di kompleks kebun binatang. Tentu, rangkaian kematian itu menjadi aib bagi Kebun Binatang Surabaya atau KBS. Singkatannya kerap diplesetkan menjadi “Kuburan Binatang Surabaya”.

Sebelum Kliwon, ada kasus lain: matinya babi hutan atau celeng. Hewan bertaring itu ditemukan tak bernyawa pada 24 Februari 2012. Hasil autopsi: indikasi keracunan sianida di lambung, jantung, dan paru-paru. Ada dua teori kenapa si babi hutan itu mati. Satu, ia memakan singkong busuk. Dua, ia sengaja diracun. “Tapi kalau keracunan singkong, kan tak mungkin hanya satu satwa yang mati,” kata Tony Sumampau, Ketua Tim Pengelola Sementara KBS saat itu.
 
Mundur ke belakang, pertengahan November 2011, seekor kijang jantan berusia setahun juga mati di KBS. Pengelola menyatakan, kijang itu mati karena kedinginan. Waktu itu Surabaya memang diguyur hujan deras. Tapi sepekan sebelumnya, 8 November 2011, komodo berusia 20 tahun yang mati. Penyebabnya masih jadi teka-teki.
 
Pada 2011, seekor kambing gunung mati di KBS. Sebelum mati, kambing gunung itu mengalami gangguan pencernaan. Setelah diautopsi, rupanya di perut ditemukan kantong plastik keresek. Modus kematian seperti itu cukup kerap. Entah karena kurang makan, atau ada yang menyumpalnya, banyak hewan di sana mati aneh. Dalam perut bangkai seekor buaya di KBS, misalnya, bahkan ditemukan 25 batu.
 
Celakanya, yang masih hidup pun tak semua sehat. Seekor harimau Sumatera di KBS, Melani, sudah lima tahun sakit tak juga sembuh. Ia mengalami gangguan pencernaan. Berat badan harimau betina berusia 15 tahun itu anjlok 30 kilogram menjadi hanya 60 kg.
 
Akhirnya, Melani kehilangan nafsu makan. Ia lemah dan amat kurus. Kelak pada uji sampel atas makanan harimau di KBS ditemukan adanya kandungan formalin. Dokter KBS tak tahu sudah berapa lama Melani menyantap daging berformalin itu. Dalam jangka panjang, formalin merusak pencernaan dan otak (baca kondisi terakhir harimau Melani di bagian 3: ).
 
Terkejam di dunia
 
Media Inggris, Daily Mail, menobatkan KBS sebagai kebun binatang terkejam di dunia, akhir Desember 2013. Sebuah kado tahun baru yang memalukan. Richard Shears, reporter veteran yang melawat ke KBS, cukup terkejut. Kondisi hewan di sana amat menyedihkan. Ia menyatakan KBS sebagai kebun binatang maut yang menelantarkan hewan koleksinya.
 
Shears menggambarkan penderitaan para hewan itu. Lengkap dengan foto sebagai bukti. Seekor gajah muda misalnya, terlihat dirantai di tiga kakinya. Gajah itu sulit bergerak di kandangnya sendiri. Rantai mengikat kaki si gajah begitu lekatnya, membuat binatang itu terluka. Sekali sehari rantai itu dilepas, itu pun hanya beberapa jam saja.

Atau kisah 150 burung pelikan, yang hidup berdesakan di kandang sempit. “Sangat menyedihkan," tulis Shears. Di Australia, kata dia, pelikan terbang bebas. Di Kebun Binatang Surabaya, pelikan itu terkurung dalam ruang sempit, dan berbagi kolam kecil. Ruang gerak mereka terbatas. Bahkan melebarkan sayap masing-masing saja sulit.

Bukan Minta Dinafkahi, Lolly Tegaskan Maksudnya Ingin Bertemu Nikita Mirzani

Ada pula unta yang begitu kurus. Tulang-tulangnya menonjol berbalut kulit. Juga monyet capuchin yang wajahnya amat memelas. Shears mengatakan, monyet itu seolah memohon untuk dibebaskan oleh para pengunjung yang berdiri di luar kandangnya.
 
Mantan manajer KBS Tony Sumampau yang diwawancarai Shears menyatakan, KBS kekurangan dana merawat binatang koleksinya. Pemilik kebun binatang pun disebut Tony lebih suka mengurus toko makanan, dan suvenir ketimbang memperhatikan nasib hewan-hewan di KBS.
 
Shears amat marah melihat kondisi di KBS itu. Ia berkomentar pedas.“Saya melihat lebih dari 3.000 satwa di Kebun Binatang Surabaya dibiarkan mati perlahan-lahan,” kata dia. Andai mereka dirawat dengan baik, ujar Shears, kondisi hewan-hewan itu tentu jauh lebih baik dan bahagia.
 
Sharifah, warga Surabaya yang rutin berkunjung ke KBS, sependapat dengan Shears. Ia tinggal tak jauh dari kebun binatang itu. Kondisi KBS, kata dia, memang tak layak. “Sebulan sekali saya datang ke KBS bersama anak saya yang berumur enam tahun. Seharusnya kondisi kebersihan bisa ditingkatkan dan kandang dibenahi,” kata dia.
 
Tapi Sharifah ingin kebun binatang itu tetap  dipertahankan. Ada sejumlah alasan. Satu, letak KBS strategis di tengah kota sehingga mudah dijangkau. Dua, tiket masuknya hanya Rp15 ribu sehingga KBS menjadi hiburan murah bagi warga. Tiga, KBS dahulu merupakan kebanggan kota Surabaya.
 
Lembaran baru
 
Kematian massal satwa KBS terkait erat dengan perseteruan dua kubu dalam manajemen KBS sejak 1980-an. Tahun 2012, Forum Konservasi Satwa Liar (Foksi) Jawa Timur minta agar pertikaian antarmanusia di KBS itu diakhiri demi kesejahteraan hewan penghuni. “Konflik ini membuat ribuan satwa mati,” kata Manajer Foksi Jatim, Indra Harsaputra.
 
Pemerintah sebetulnya tak diam, dan mengambil langkah menyelamatkan kebun binatang yang nyaris seabad usianya itu. Tahun 2010, Kementerian Kehutanan mencabut izin pengelolaan KBS dari swasta. Tapi pengelolanya malah menggugat balik.
 
Gugatan dari pengelola itu berbuntut proses hukum panjang. Akibatnya status pengelolaan KBS tak jelas. Pemerintah tak bisa memberikan pengelolaan definitif KBS kepada pihak manapun. Soalnya,belum ada putusan tetap pengadilan atas perkara gugat-menggugat itu.

Kementerian Kehutanan untuk sementara memberikan pengelolaan KBS kepada orang-orang yang dinilai kompeten, berpengalaman, dan paham kaidah konservasi. Tapi kematian satwa di KBS tak juga berhenti.
 
Akhirnya kabar banyak hewan mati di KBS jadi sorotan internasional. Pemerintah pun berupaya mengambil alih KBS dengan segala cara. “KBS akan kami serahkan kepada Wali Kota Surabaya sehingga Walkot memiliki kewenangan penuh untuk mengelola KBS,” kata Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan usai rapat terbatas dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Gubernur Jawa Timur Soekarwo, dan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, Selasa 21 Januari 2014.
 
Untuk mencegah konflik dalam manajemen KBS, Kemenhut akan merotasi pengelola KBS. Orang-orang baru ditempatkan di jajaran pengelola. Mereka punya tugas pokok: menjaga kesehatan satwa, dan tak ikut terlibat konflik.
 
Pemerintah Kota Surabaya menyatakan siap dengan amanah itu. Bekerjasama dengan Universitas Airlangga, Pemkot melakukan audit manajemen KBS. Yang diperiksa termasuk pengelolaan kandang dan pangan. Tujuannya agar pengelola baru bisa memberikan makanan dan kehidupan layak bagi satwa.
 
Wali Kota Risma berjanji akan membangun kandang layak bagi aneka satwa. Air dan kandang bersih pun jadi prioritas. Perluasan kandang dilakukan sesuai habitat alam masing-masing satwa. “Sekarang kami sudah punya otoritas penuh,” kata Rismaharini.

Sebelum ini, Pemkot tak pernah menyentuh anggaran KBS. Soalnya, mereka takut kena gugatan. Kini dana segar dikucurkan. Biaya perawatan setahun dianggarkan Rp60 miliar bagi kebun binatang itu. Sumber dana diambil dari APBD.

Kabar lain yang melegakan adalah kebun binatang itu bakal dikelola sesuai standar internasional. Areanya juga diperluas hingga dua hektare sebagai persiapan membengkaknya populasi. Dengan begitu para satwa bisa hidup lebih nyaman dan lega. Dan ini yang terpenting: tak ada lagi kematian aneh, dan sadis. (np)

Punishment Awaits for Sexual Harasser in Two Saudi Arabia Holy Cities
Ilustrasi etnis Uighur kerja di pabrik.

Ritel Fashion China Hadapi Ancaman Boikot di Tengah Tuduhan Eksploitasi Warga Uighur

Organisasi Save Uyghur, yang didukung organisasi HAM 'Justice for All' yang berbasis di Chicago, telah memulai kampanye boikot terhadap toko pakaian online China, Shein.

img_title
VIVA.co.id
17 April 2024