SOROT 263

Menepuk Lalat Memburu Macan

Korupsi China Sorot
Sumber :
  • www.cnn.com
VIVAnews -
Ganjar-Mahfud Ngaku Tak Dapat Undangan Penetapan Prabowo-Gibran, KPU Bilang Begini
Nie Yifeng terkesan sesumbar. Komite Disiplin, katanya, cuma perlu waktu tiga bulan. Mengusut sebuah kasus korupsi kakap di Guangzhou.  Jika belum tuntas, hanya perlu tambahan waktu sebulan. Kasus itu akan beres. Dan si koruptor bakal menghabiskan nafas di jeruji besi.

Fakta-fakta Anggota TNI Tersambar Petir di Depan Mabes Cilangkap, 1 Meninggal Dunia

Nii Yifeng memang tidak sekedar membusung dada. Juga bukan sembarang orang.  Dia adalah Direktur Komite Disiplin Partai Komunis China (PKC). Komite yang bagaikan malaikat pencabut nafas bagi koruptor di negeri itu."Secara umum, kami perlu tiga bulan untuk menginvestigasi kasus korupsi,” katanya kepada
Golkar Terbuka Jika Jokowi-Gibran Mau Gabung: Amin, Kami Anggap Doa
VIVAnews , ketika berkunjung ke Guangzhou beberapa waktu lalu.

Kerja keras itulah yang mengiring puluhan ribu koruptor ke muka hukum. Setidaknya 321.429 kasus pelanggaran disiplin beres sudah. Itu jumlah sejak enam tahun lalu. Lebih dari 22.000 kasus berujung hukuman.

Jumlah sebanyak itu berasal dari semua lapisan. Pegawai rendahan. Para direktur jenderal. Setidaknya selama enam tahun ini, 151 direktur jenderal dijerat, 1.043 lainnya adalah direktur. Para koruptor itu diciduk dari berbagai kantor pemerintah.

Negeri Tirai Bambu itu memang sedang “ngamuk” menguber para koruptor. Di Provinsi Guangdong saja terdapat 22.872 pengawas korupsi.  Mereka memelototi setiap kantor. Tidak ada yang mendapat keistimewaan.”Tidak peduli seberapa tinggi pangkat, kontribusi, dan lama keanggotaan di partai," kata Nie.

Di Guangzhou itu saja sudah ditangani 156 kasus korupsi, dengan kerugian 28,4 miliar yuan. Dana illegal 683 miliar yuan. Korupsi sejumlah itu bertebaran di sejumlah proyek. Dana perumahan. Keamanan. Pemberantasan kemiskinan. Dan penanggulangan bencana.

China mengunakan segala cara demi menghabisi koruptor. Dipenjara.  Harta dikuras. Atau digiring ke peti mati. Wakil Direktur Inspeksi Disiplin Guangzhou, Wang Yemin, menjelaskan bahwa harta koruptor dikuras demi memulangkan uang negara. Tahun lalu, 3 miliar yuan atau setara Rp5,3 triliun sudah kembali ke kantong negara. Semuanya dari tabungan koruptor.

Jika si koruptor masuk kategori kelas kakap dan sungguh brutal dia mencuri uang negara, hukumannya adalah mati. Di Guangdong, kata Wang, “Kader korup yang menerima hukuman mati dengan pangkat tertinggi adalah direktur jenderal."


Kesaktian Komite Disiplin itu sesungguhnya sudah menyala semenjak 86 tahun lampau. Tahun 1927. Sudah banyak “kamerad” yang dibekuk. Kedigdayaan komite itu lantaran dilindungi konstitusi. Komite ini  langsung di bawah Kongres Nasional Partai dan setara dengan Komite Pusat PKC. Tugasnya membersihkan partai. Dari ulah koruptor.


Komite ini mengawasi lima lini utama partai. Pengawasan di dalam tubuh partai, organ PKC di pemerintahan, pengadilan, Kongres Rakyat dan konferensi politik, media dan publik. “Ini adalah lima sistem yang komplit. Terbukti meningkatkan efisiensi kerja dengan pengawasan,” tegas Wang.


Shuanggui


Dengan pengawasan yang melekat itu, banyak koruptor dijerat. Data yang dilansir
Xinhua
menunjukkan, tahun ini saja komite disiplin telah menghukum 2.290 kader yang menghamburkan uang negara.  Selain penyelidikan yang jeli, Komite Disiplin PKC ditakuti para pejabat lantaran metode interogasinya yang terkenal mengerikan.


Metode ini dinamakan "
shuanggui
". Sebuah cara kerja yang memadukan investigasi yang ketat dengan penyiksaan dan tekanan fisik maupun mental yang tajam. Tujuannya adalah agar target mengaku.


Richard Mcgregor dalam bukunya,  “
The Party: The Secret World of China's Communist Rulers
”, menuliskan bahwa
shuanggui
berarti “peraturan ganda”. Disebut demikian karena
shuanggui
berdiri sendiri, berada di luar sistem penegakan hukum China dan pengadilan.


Menggunakan sistem ini, para terduga korupsi halal diculik. Ditahan. Diinterogasi oleh partai. Bahkan sebelum kasusnya diproses secara formal. Karena di luar sistem pengadilan, terduga korupsi bisa ditahan dengan jangka waktu yang tidak jelas. Bahkan bisa berbilang bulan.


Mereka dilarang menelepon keluarga. Pengacara juga tak boleh.   Bisa ditahan di mana saja. Bisa di kantor, asrama, atau rumah sakit. Tanpa pengawasan aparat. Asalkan tertutup dan di lantai satu. Kenapa dilantai satu? Sebab para periode tahun 90an, banyak pejabat yang menjalani
shuanggui
bunuh diri. Melompat dari jendela. Lalu bug. Mati.


Jika masih hidup, mereka ditekan agar mengaku. Mereka kurang tidur, diinterogasi 24 jam sehari dan disiksa. Sampai ke toilet pun dikuntit terus.


Salah satu korban yang ramai dibicarakan adalah  Yu Qiyi. Dia mantan kepala teknisi Wenzhou Industry Investment Group, sebuah perusahaan milik negara. Dia tewas setelah menjalani
shanggui
.  Ditahan karena kasus korupsi penjualan lahan.


Otopsi menunjukkan, Qi dibenamkan berkali-kali ke dalam air es. Disebutkan bahwa Yu meninggal karena terlalu banyak menghisap cairan. Paru-parunya tidak berfungsi.


Dari foto otopsi yang disebarkan istrinya, Wu Qian, menujukkan bahwa Yu tidak hanya tewas karena ditenggelamkan. Tapi juga  disiksa dengan brutal selama 38 hari. Dalam foto tersebut terlihat tubuh Yu penuh dengan memar dan luka terbuka. Enam orang penyidik dihukum penjara, setelah kasus ini ramai diberitakan.


Agar selamat dari
shuanggui
, mereka harus mengaku atau membocorkan kejahatan pejabat lain. Biasanya para
whistle blower
bisa kembali menempati posisi mereka. Tapi sangat sulit naik pangkat hingga masa pensiun menjemput.


Shuanggui
adalah pengadilan tersendiri di luar pengadilan resmi. Jika sudah mengaku pada proses ini, PKC akan langsung mengumumkan pemecatan pelaku kepada publik. Ini jadi vonis awal yang tidak resmi. Tanpa hakim dan juri. Bahwa seseorang telah melakukan kejahatan korupsi.


Ada berbagai cara Komite Disiplin mengendus kasus korupsi. Sebelum maraknya Weibo, salah satu senjata mereka adalah  para informan. Informan ini adalah rakyat biasa yang mengirimkan bocoran kelakuan pejabat melalui surat tanpa nama. Surat bisa dikirim kepada setiap hari di kantor pemerintah.


Wang Minggao, Pejabat Departemen Organisasi PKC di Provinsi Hunan, mengatakan bahwa 60-70 persen investigasi korupsi dimulai dari informasi informan. Bahkan menurut
People’s Daily
, di beberapa provinsi jumlahnya bisa 90 persen. “Mata rakyat biasa lebih tajam. Banyak kasus yang muncul berkat laporan rakyat biasa,” kata Wang.


Macan Hingga Lalat


Hari-hari ini,  pemerintah China tengah membidik para koruptor kelas kakap. Ada tiga kasus besar. Kasus-kasus itu  menjadi perhatian publik China dan dunia. Pertama, adalah korupsi mantan petinggi PKC yang sempat diprediksi menjadi anggota komite tetap PKS, Bo Xilai. Kedua, korupsi Jiang Jemin, kepala Komisi Pengawasan dan Administrasi Aset. Ketiga, Zhou Yongkang, anggota Komite Tetap PKC, orang kesembilan terkuat di pemerintahan China dan PKC.


Para terduga itu dibidik sesuai dengan komitmen Xi Jinping, sebelum menjabat sebagai presiden China. Dia bersumpah akan memberantas korupsi hingga tuntas. Dari akar hingga pucuk. "Dari macan hingga lalat" kata dia mengibaratkan pegawai recehan hingga petinggi.


"Kita harus melawan macan dan lalat di waktu yang sama, menginvestigasi kasus-kasus pelanggaran hukum para pejabat tinggi dan menyelesaikan kecenderungan tidak sehat dan masalah korupsi yang terjadi di semua orang," kata Xi.


Dan bukan hanya korupsi.  Xi juga memberangus gaya hidup mewah para pejabat. Di awal pemerintahannya, dia melarang anggota partai mendapatkan perlakuan khusus. Melarang menghamburkan uang, seperti yang sudah-sudah.


Gaya hidup mewah, katanya, harus segera dihentikan karena akan berkembang menjadi keinginan untuk korupsi. Juga bisa menciptakan kesenjangan antara partai dan rakyat mengangga lebar. "Kita akan kehilangan akar, aliran darah dan kekuatan kita," kata Xi.


Bukan hanya berjanji, Xi juga bergerak cepat. Beberapa pejabat tinggi PKC dicopot lantaran bergaya  dengan barang mewah. “Sebelum Xi berkuasa, masyarakat sudah terbiasa dengan kampanye anti-korupsi yang tidak efektif. Para pemimpin sebelumnya dikenal banyak bicara dan sedikit bertindak, atau dikenal 'Kilatan besar, hujan kecil'. Tapi kali ini, pidato Xi membuahkan hasil nyata," kata Li Xinde, jurnalis warga yang terkenal di China.


Demi Keselamatan Partai


Semangat memberantas korupsi itu, selain membersihkan negara, juga sebagai upaya penyelamatan partai yang citranya kian terpuruk. Pejabat PKC di pusat dan daerah sejak lama dipandang sebagai raja kecil. Hidup bertabur harta. Suap dan korup dari uang rakyat.


"Karena korupsi telah menyebar dan menghancurkan reputasi partai serta merusak legitimasi partai, demi keselamatan partai dia harus melancarkan kampanye anti korupsi," kata Lijia Zhang, pengamat sosial dan penulis, kepada
CNN.


Joseph Cheng, professor di City University of Hong Kong, mengatakan bahwa kampanye anti-korupsi Xi berimplikasi pada rencana reformasi ekonomi yang akan diterapkannya pada Rapat Pleno Partai Komunis November mendatang.


Dalam rapat nanti, Xi diperkirakan akan memperkenalkan paket reformasi ekonomi demi menstimulasi konsumsi domestik. Konsumsi itu adalah sumbu alternatif pertumbuhan.


Bertahun-tahun belakangan, China memang mengandalkan laju ekonomi dari investasi dan ekspor.  Berhasil. Melejitkan pemasukan dalam 30 tahun terakhir. Cheng mengatakan, dengan memberantas korupsi, Xi mencoba menunjukkan kekuatannya. Membersihkan korupsi di perusahaan negara. Demi meraih keyakinan pasar domestik.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya