SOROT 258

Daihatsu Ayla: Si Murah Karya Anak Bangsa

Peluncuran Mobil Daihatsu Ayla
Sumber :
  • VIVAnews/Muhamad Solihin
VIVAnews –
Smelter Freeport di Gresik Mulai Produksi Agustus 2024 dengan Kapasitas 50 Persen
Tatkala belajar di sekolah dasar, bocah itu tak suka menggambar rumah, gunung, atau manusia. Setiap kali diberikan kertas putih, maka dia akan membuat goresan bentuk mobil.

Kementerian ESDM Ajak Masyarakat Konversi Motor BBM ke Listrik Gratis, Begini Caranya

Mark Widjaja, nama bocah itu, memang pecinta mobil. Setiap hari dia terbiasa dengan suara bising mesin pres, dan denting besi di bengkel karoseri mobil Mitra, di Surabaya, Jawa Timur.  Setiap kali berulang tahun, orang tuanya kerap membelikannya mobil mainan Tamiya, dan juga Hot Wheels.
Banyak Pasien Berobat ke Luar Negeri, Rumah Sakit di Indonesia Kini Dibuat Layaknya Hotel Bintang 5


Sang ayah, Peter Widjaja, adalah juragan pabrik karoseri mobil itu. Putranya, si Mark itu, kelak memilih kuliah di jurusan desain produk teknologi di Institut Teknologi Surabaya. Desainnya pun makin ciamik. Mark kian dalam bergulat dengan dunia rancang otomotif.

Bakatnya menggambar mobil itu membuat produsen mobil Jepang, Astra Daihatsu Indonesia, kesengsem. Begitu kelar kuliah, Mark pun bekerja di perusahaan yang bermarkas di Sunter, Jakarta Utara itu. Dia kini menjadi Senior Styling Designer PT Astra Daihatsu Motor (ADM).

Kelihaian Mark terlihat ketika dia mulai merancang Daihatsu Xenia Cross Over Concept di China Motor Show 2005.  Ia juga membesut perubahan sederhana pada Toyota bB di 2007. Daihatsu Terios dan Toyota Rush generasi kedua, juga tak luput dari goresan karyanya.

Tantangan terberat datang, ketika Bos Daihatsu Indonesia, Sudirman MR mengajukan namanya ke prinsipal di Jepang, sebagai desainer untuk proyek konsep mobil murah Indonesia. Pemuda berkaca mata itu harus bersaing dengan desainer Jepang, Prancis dan Italia.

Lagi-lagi Mark jadi “kartu as” bagi Astra Daihatsu Motor. Para bos Daihatsu pusat kepincut rancangan desainnya. Terlebih Mark tahu betul selera konsumen Indonesia.  

"Jangan hanya keren tapi tidak berkualitas, dan mudah rusak. Jadi harus seimbang," kata Mark kepada VIVAnews saat mobil prototipe yang diberi nama Daihatsu A-Concept --embrio awal Ayla-Agya mejeng di IIMS 2011 lalu.

Menurut Mark, dia dan timnya mendesain Ayla dengan sederhana. Tapi tidak terkesan murahan. "Terinsipirasi dari masyarakat Indonesia pada mobil kompak, sporty , namun memiliki ruang lapang, dan memuat banyak penumpang. Selain itu harganya terjangkau," ujarnya.


Setelah model konsep dipamerkan, selang satu tahun kemudian selubung mobil Ayla akhirnya dibuka. Ayla dan kembarannya, Agya, pun lahir sebagai "bayi prematur" --sudah diperkenalkan tapi belum bisa dijual lantaran belum ada regulasi LCGC.


Wajah Mark sumeringah kala itu. Tak soal jika mobil rancangannya baru sekadar pajangan. Ia puas. Soalnya, Ayla yang artinya Cahaya dalam bahasa sansekerta, itu punya tongkrongan keren.


Ayla punya
grill
cukup besar. Ia mengadopsi mobil menengah atas seperti All New Ford Fiesta, atau sekelas Aston Martin. Di atas
grill
tertempel logo mirip huruf A dengan bingkai elips.
Air dam
dibuat lebih lebar, agar asupan udara pada mesin lebih maksimal.


Untuk varian tertinggi lampu kabut dilabur sentuhan
list chrome
. Desain lampu dibuat menyudut, mengikuti garis bodi yang menekankan desain
window graphic model coupe
.  "Aksen itu dibuat agar mobil tampak dinamis dan lincah," kata Mark.


Mobil yang bisa memuat penumpang 4 orang dewasa ini berdimensi panjang 3.600 mm, lebar 1.600 mm, tinggi 1.520 mm, dan
wheelbase
2.450 mm. Melongok ke bagian kabin, mulai dari
leg
hingga
head room
cukup lapang, penumpang dewasa dapat bergerak leluasa dalam mengatur posisi duduk.


Sebagai pendukung kenyamanan, terdapat
seatbelt
(sabuk pengamanan) di kursi-belakang. Tak ketinggalan fitur
Multi Information Display
(MID) --indikator besin, jarak tempuh, dan jam plus alarm. Ada juga indikator
ECO-driving
.


Mobil itu didorong oleh sebonggol mesin 3 silinder 1.000 cc 1KR-DE bertenaga 65 Ps pada 6.000 rpm, dan torsi maksimum 8,7 kgm di 3.600 rpm. “Mesin ini baru dikembangkan di Indonesia. Jika Ayla menghasilkan tenaga 65 Ps maka Xenia (1.0 liter), hanya 63 Ps. Namun torsi masih kalah besar Ayla 8,7 kgm, sedangkan Xenia 9,2 kgm,” kata Embay Sunaryo, Head Development Project RnD Astra Daihatsu Motor.


Menurut Embay, mesin 3 silinder Ayla menggunakan
exhaust manifold
hanya satu lubang. Biasanya
exhaust manifold
itu 3 buah lubang, seperti yang diterapkan pada Xenia.


Tipikal mesin ini lumayan untuk mobil perkotaan. Tenaganya cukup diandalkan khususnya pada putaran rendah. Tapi jangan terlalu berharap banyak ketika melintasi trek tanjakan panjang.


Seberapa irit?


Sesuai regulasi LCGC, konsumsi BBM mobil murah harus tembus 1 liter untuk 20 kilometer. Daihatsu bersama media, termasuk
VIVAnews
, pernah menguji kendaraan itu di lintasan Bridgestone Paving Ground, Karawang. Pengujian itu berlangsung dua putaran dengan jarak 1,9 km dalam kurun waktu 6 menit.


Hasilnya, Ayla transmisi otomatis mampu meraih 21,8 km per liter dan transmisi manual mampu mencapai 27,9 km per liter. Perlu dicatat ini dilakukan di sirkuit, dan bukan jalan raya yang cenderung macet (
stop and go
).


Daihatsu memecah Ayla dengan empat pilihan tipe (D, D+, M, dan X), sesuai seberapa dalam kantong konsumen. Bagi yang ingin Ayla serba minimalis dapat memilih tipe D (terendah) tanpa AC,
Audio
, dan
Power Steering
,
Power Window
, dan
Central Lock
.


Tanpa fitur yang sebenarnya sudah sangat standar untuk ukuran mobil, harga Ayla tipe itu cuma dipatok Rp76,5 juta. . 


Yang jadi nilai minus semua varian belum dilengkapi
airbag
, dan
power steering
hanya terdapat pada tipe M dan X.  Ayla yang resmi dijual Senin pekan lalu 9 September 2013, dibanderol mulai dari tipe D manual Rp76,5 juta, D+ manual Rp85,9 juta, M manual Rp90,950 juta, M matik Rp99,95 juta, X manual Rp97,95 juta, dan X matik Rp107 juta.


Harga bisa naik


Muncul pertanyaan apakah harga itu bisa saja naik, seperti halnya Xenia saat peluncurannya yang kurang dari Rp100 juta, namun kini harganya semakin naik.


Bos Astra Daihatsu Motor, Sudirman MR tak menampik hal itu. Menurutnya di tengah kondisi nilai dolar AS yang semakin tinggi memang jadi masalah buat harga Ayla ke depannya.


Meski Ayla 85 persen sudah menggunakan komponen lokal, tapi sisanya masih diimpor. Yang diimpor  juga komponen cukup vital, seperti mesin,
gearbox
, dan transmisi.


Tapi, kata Sudirman, Daihatsu tidak bisa sembarang naikkan harga Ayla, karena semua itu mengacu ke regulasi LCGC. Harus ada kesepakatan dulu dengan pemerintah.


Penjualan Ayla dipatok sebanyak 3.000–4.000 unit per bulan. Target ini setara dengan produksi per bulannya di pabrik baru PT Astra Daihatsu Motor (ADM).


Sama seperti Agya, Ayla juga bersingungan dengan model Daihatsu tipe
city car
yang sudah ada, yaitu Sirion. Meski dari segitu harga masih terpaut sekitar 40 juta--Ayla tipe termahal dengan Sirion versi standar.


Di segmen pasar city car nasional, Daihatsu memang selalu masuk tiga besar. Apalagi jagoan mereka Sirion ketiban berkah lantaran Ayla belum bisa dijual hingga hampir satu tahun. Konsumen yang bosan menunggu akhirnya beralih ke Sirion.


Data Gaikindo menyebutkan, penjualan Sirion sepanjang 2013 (Januari-Juli) mencapai 4.540 unit, rata-rata per bulan 648 unit. Jumlah itu masih di bawah Brio dan Etios tapi mengungguli March, Picanto, Splash serta Mirage.


Dengan masuknya Ayla, Daihatsu diharapkan bisa memberikan daya dobrak lebih besar lagi untuk mengeruk pasar
city car
bersama Sirion.


Mengulang nasib Ceria?


Namun jika menelisik ke belakang, Daihatsu sebenarnya pernah menjual mobil murah jenis
city car
, yakni Ceria. Mobil mungil yang hadir pada periode 1999 dan 2000 itu dibekali mesin tipe 3 Silinder, 850cc, bertenaga 36 hp, tanpa
power steering
. Ceria dijual mulai Rp57-69 juta.


Dalam perjalanannya, Ceria justru tumbang alias kalah bersaingan di pasar. Punya harga murah ternyata belum cukup untuk bisa menggaet peminat. Mereka justru alergi karena tenaga dan fitur kelewat minim, lebih baik memilih sepeda motor atau mahal sedikit beli Xenia.


Lalu apakah nasib serupa akan terulang di Ayla?


"Beda. Ceria itu kan kita bawa saat kondisi krisis moneter di Indonesia. Lagi juga itu mobil kita bawa langsung dari Malaysia, disana di sebut kancil," kata Presdir ADM, Sudirman MR kepada
VIVAnews
.


Kata dia, Ayla adalah program LCGC pemerintah. Artinya sudah disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat di sini. Mulai dari bentuk, spek mesin, hingga harganya. "Kalau Ceria bukan LCGC. Jadi ini berbeda situasinya".


Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya