SOROT 258

Toyota Agya: Paling Cepat di Mobil Murah?

Mobil LCGC Toyota, Agya.
Sumber :
  • VIVAnews/Anhar Rizki Affandi
VIVAnews  -
Golkar: Kabinet Tidak Boleh Dibatasi karena Prerogatif Presiden
Segerombol orang mulai merangsek masuk ke kompleks olahraga di jantung kota Jakarta, Plaza Timur Gelora Bung Karno Senayan, Senin pekan lalu, 9 September 2013.

Kemenko Polhukam Susun Rencana Bangun Sistem Pertahanan Semesta di IKN

Menjelang sore sekitar pukul 15.00, situasi makin gaduh. Tidak ada jadwal konser musik atau pertandingan sepakbola saat itu. Kebanyakan dari mereka datang membawa sepeda motor dan menumpang angkutan umum.
4 Pelaku Terorisme Moskow Ternyata di Bawah Pengaruh Obat-Obatan Terlarang


Semua yang datang tertuju ke sebuah acara peluncuran mobil murah Astra Toyota Agya. Itu memang hari pertama Agya akhirnya bisa dijual, setelah hampir setahun nasibnya digantung, cuma bisa mangkrak di pabrik.

Akhir penantian itu tidak disia-siakan calon konsumen yang sudah bosan menunggu. Panitia pun dibuat kewalahan lantaran jumlah pengunjung makin membludak.

"Masih banyak pengunjung di luar yang minta masuk ke dalam. Cuma tempatnya terbatas, jadi terpaksa dibatasi. Kami tak sangka sampai sebesar ini animonya," kata General Manager Corporate Planning and Public Relation Toyota Astra Motor (TAM), Widyawati Soedigdo.

Sebagian raut wajah pengunjung cemas, mereka takut harus menunggu lama lagi mendapatkan Agya karena antrean makin mengular. Benar saja, baru tiga jam diluncurkan, Toyota merilis pemesanan Agya tembus 1.570 unit. "Sebelum launching , kami sudah terima 10.000 unit. Jadi, total hingga Jumat 13 September mencapai 17.557 unit," kata Widya sambil tersenyum.

Jumlah pesanan itu melebihi pasokan Agya hingga akhir tahun ini, yang hanya 15.000 unit. Artinya, konsumen harus menunggu lagi Agya cukup lama jika pesan sekarang.

Menyusup "Todong" Bos Toyota

Siang harinya saat sesi peluncur yang dikhususkan untuk media, orang nomor satu di Toyota Astra Motor, Johnny Darmawan tak henti menebar senyum. Berondong pertanyaan pewarta terus dilandeni pria berkumis itu.  "Jangan cuma negatifnya saja," kata Johnny saat menjawab pertanyaan VIVAnews soal tudingan mobil murah bakal membuat kemacetan Jakarta kian parah.  


Jawaban pertanyaan itu terpotong, baru ingin melanjutkan tiba-tiba saja muncul seorang pria dari antara rombongan wartawan yang tengah menyimak.


Pria berkulit hitam yang mengenakan kaos dibalut jaket langsung memotong. "Pak saya konsumen," kata dia sambil merangsek ke arah Johnny.


Wajah Presiden Direktur TAM terlihat bingung, fokus menjawab pertanyaan terbagi. Si pria yang bergaya kasual itu kembali berujar "Pak saya sudah inden sejak Oktober 2012 dan belum membatalkan pemesanan," keluhnya memelas.


Mendengar hal itu, Johnny  langsung mengusahakan Agus masuk dalam daftar konsumen yang diprioritaskan. "Ia kamu bisa dapat duluan," jawab Johnny yang langsung memerintahkan salah satu staf Public Relations TAM untuk mencatat namanya yang sebelumnya dimintai bukti pembayaran.


Belakangan diketahui sosok pria itu adalah Agus Leo, konsumen asal Cianjur, Jawa Barat. Usai masuk daftar prioritas utama mendapatkan Agya, dia berbagi cerita dengan
VIVAnews
.


Dengan logat Sunda yang cukup kental, Agus mengaku datang dari Cianjur pukul lima subuh. “Awalnya saya
enggak
tahu mana yang harus saya tanya, tapi karena datang dari awal saya pantau, dan saya pikir dia (Johnny) mungkin bosnya,” kata Agus.


Agus pilih datang lebih pagi meski acara untuk umum baru dibuka sore. Tak kehabisan akal karena sudah mulai lelah menunggu tanpa kejelasan, ia pilih nekat masuk dalam rombongan media. 


Agus mengaku telah melakukan inden sejak Oktober lalu dengan membayar uang tanda jadi sebesar Rp5juta di dealer Duta Cendana, Jalan Arif Rahman Hakim, Cianjur, Jawa Barat. "Saya pesan untuk Agya tipe G,” ujarnya senang.


Nama Agya diambil Toyota dari bahasa sansekerta yang berarti cepat. Mobil murahnya memang bukan diperuntukkan untuk bisa melaju kencang di jalanan. Tapi dengan harga murah plus fitur lumayan menggoda, produsen Jepang itu yakin Agya lebih cepat dibanding kompetitor dalam hal penjualan.


Agya diproduksi di tempat yang sama dengan kembarannya, Ayla, yaitu di PT Astra Daihatsu Motor kawasan industri Suryacipta, Karawang Timur, Jawa Barat.


Desain Agya-Ayla tidak dibuat sama persis seperti mobil kolaborasi sebelumnya, Avanza-Xenia dan Rush-Terios. Tapi untuk target pasar masing sama, Agya diplot lebih mewah dan lengkap dalam segi fitur dibanding Ayla, agar tidak saling memakan.


Agya memiliki dimensi panjang 3.600 mm, lebar 1.600 mm, tinggi 1.530 mm,
wheelbase
2.450 mm, dan radius putar 4,4 meter. Moncong depan mobil didesain lumayan ciamik membentuk huruf X plus ditempel emblem burung garuda.


Agya dibagi menjadi tiga tipe; mulai dari yang paling rendah (E), menengah (G), dan teratas (TRD S). Semua tipe tersedia pilihan transmisi matik, manual, fitur keselamatan dual SRS
airbag
di depan,
power steering
.


Fitur lainnya;
air conditioner
(AC),
power window
dengan
auto down
untuk pengemudi,
central lock doorlock
, jok berbahan fabric yang dilengkapi
headrest
(sandaran kepala) dan sabuk pengamanan di kedua baris kursinya. .


Di dalam kap Agya dibenamkan mesin KR-DE DOHC, 3 silinder berkapasitas 998cc, yang sanggup memuntahkan tenaga 64 Hp pada 6.000 rpm dan torsi puncak 86 Nm di 3.600 rpm. 


Menariknya, Agya punya fitur
ECO-driving.
Indikator yang memberikan informasi apakah si pengemudi berkendara sudah irit bahan bakar atau belum. Jika Anda berkendara irit, maka logo ECO itu akan muncul (berwarna hijau) di layar
speedometer
. Fitur ini biasanya dimiliki mobil kelas menengah dan kini sudah diadopsi mobil murah seperti Agya.


Sebagai produk LCGC, Agya punya keterbatasan. Toyota berusaha memberikan paket terbaik, sebut saja dua kantung udara di depan pada semua varian. Kelengkapan kenyamanan seperti
power window
, spion listrik,
central lock, audio
dengan konektor USB dan AUX.


Minusnya, Agya belum dilengkapi
remote
untuk membuka pintu. Jadi Anda harusnya memutar kunci secara manual. Seperti mobil era 80-an.


Ya, tidak bisa dipungkiri, makin banyak fitur, harganya juga bertambah mahal. Sementara pemerintah, juga menentukan patokan, harga tidak boleh terlalu mahal dari batas yang telah ditentukan. Namun sebagai transportasi, Agya jauh lebih nyaman dan aman dibandingkan dengan sepeda motor atau kendaraaan roda empat berusia di atas 15 tahun.


Soal harga, Agya E transmisi manual dilepas Rp99 juta dan matik Rp110,25 juta. Untuk tipe G manual Rp106,65 juta dan matik Rp116,25 juta. Kemudian tipe termahal TRD S manual Rp111,15 juta, matik Rp120,75. Semua berstatus
On the Road
Jakarta.


Biaya perawatan Agya diklaim perusahaan tidak bikin kantong konsumen jebol. Menurut General Manager Technical Service Toyota Astra Motor, Dadi Herdiyandi, biaya perawatan Agya paling murah di antara model yang dimiliki Toyota. "13 persen lebih murah dibanding Etios, apalagi Avanza," kata pria lulusan Teknik Mesin UI.


Kisarannya, kata dia, biaya servis Agya saat 10.000 Km, konsumen hanya membayar sekitar Rp250 ribu. Paling mahal ketika mencapai 80.000 Km, bisa mencapai Rp1,2 juta.


Mengapa bisa mahal? Karena saat mencapai 80.000 Km akan lebih banyak pergantian item (busi, saringan bensin, dan oli transmisi). "Biasanya kalau  mencapai 40.000 Km busi juga sudah harus diganti," imbuh Dadi.


Salah satu yang membuat biaya perawatan Agya sangat murah adalah lantaran mesinnya cuma tiga silinder dan item
maintenance
-nya tidak banyak.


Gerus Etios-Avanza?


Sama-sama memiliki tipe sejenis (
city car
) dengan harga hanya terpaut Rp10 juta--tipe tertinggi Agya dengan Etios varian terendah--posisi Agya dan Etios Valco cukup riskan. Keduanya bisa saling memakan pangsa pasar, bukan mustahil jika salah satunya justru kalah bersaing oleh varian dari merek yang sama.


Tapi Toyota punya analisis sendiri. Etios menurut Widyawati, konsumennya bukan
first buyer
(pembeli mobil pertama). Biasanya mereka yang sudah memiliki mobil Toyota, kemudian beli mobil keduanya adalah Etios.


Berbeda dengan Agya yang memang diperuntukkan bagi pembeli mobil pertama atau beralih dari sepeda motor ke roda empat.


Begitu juga dengan Avanza, Widya bilang, konsumen Indonesia pada dasarnya sangat membutuhkan mobil
Low MPV
(
Multi Purpose Vehilce
), karena bisa mengangkut penumpang dan barang banyak.


Kata dia, keberadaan mobil murah tidak akan membuat penjualan
Low MPV
tergerus. Justru pangsa pasar
city car
dan
Low MPV
akan semakin besar. 


Toyota memang mendominasi di dua segmen ini, Gaikindo mencatat mulai Januari-Juli 2013, setiap bulan rata-rata Toyota menjual 1.7828 unit
Low MPV
Avanza, sedangkan Etios terjual 1.250 unit. Keduanya masih menjadi raja di masing-masing kelas.


Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya