Prabowonomics

“Kami Tak Mau Jadi Budak Asing”

VIVAnews - MENJADI calon presiden RI membuat jadwal Letnan Jenderal (Purnawirawan) Prabowo Subianto sangat padat. Mulai dari memimpin rapat-rapat, bertemu tokoh nasional hingga terbang setiap hari ke berbagai kota untuk berkampanye. Jadwalnya begitu melelahkan sehingga nyaris tak ada waktu istirahat.

Waktu menjadi sangat mahal. Rapat bisa di mana pun. Seusai pulang kampanye, dia menggelar rapat hingga dua jam di bandara Halim Perdanakusumah. Untuk tidur pun, dia mencuri-curi waktu saat terbang dengan pesawat jet Fokker-100 yang membawanya ke berbagai daerah. Ranjang khusus di pesawat cukup membuatnya mampu fit kembali untuk berorasi di hadapan massa Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra).

Di hadapan massa Gerindra, dia berteriak lantang. “Sistem ekonomi sudah salah. Sistem ini harus diubah,” ujarnya berapi-api saat kampanye di Padang, Kamis, 19 Maret 2009.

Untuk mengetahui lebih jauh bagaimana konsep ekonomi ala Prabowo (Prabowonomics), wartawan VIVAnews Heri Susanto mewawancarai putra begawan ekonomi Sumitro Djojohadikusumo itu di bandara Minangkabau, Padang saat menuju pesawat jet carteran dari Premi Air. Wawancara kemudian dilanjutkan lagi Kamis malam seusai dia memimpin rapat dua jam di bandara Halim Perdanakusumah, Jakarta.

Raut muka Prabowo tampak kuyu.  Dalam beberapa kali menjawab pertanyaan, suara Prabowo meninggi dan emosinya meningkat. Sampai-sampai, pengawalnya sempat mendekat ketika suaranya meninggi di ruangan VIP bandara Halim. Rekannya, Ketua Gerindra, Mayor Jenderal (Purnawirawan) Johnny Wahab mengambilalih untuk memberi penjelasan. Berikut petikannya:

Dalam konsep ekonomi anda, pertumbuhan ekonomi bisa mencapai 10 persen. Bisa Anda jelaskan caranya?


Itu ada rumusnya dalam buku ekonomi tingkat I. Growth is the function of land, labour, capital, technology and other sectors. Tinggal kita masuk-masukkan saja kekayaan kita ke rumus tersebut.

Itu saja?
Ini juga perlu perubahan paradigma. Kalau ekonomi liberal ya semua diserahkan ke pasar. Kalau kami tidak. Kalau Barack Obama (Presiden Amerika Serikat)  tidak. Tetapi, perlu peran pemerintah yang mengarahkan. Sekarang, sistem yang berlaku di Indonesia ini sudah keliru. Sistem kapitalisme yang tidak terkendali.

Anda kurang suka dengan liberalisme?
Bukan kurang suka. Kita tidak boleh menyerahkan kedaulatan ekonomi hanya kepada pasar.

Kenapa?
Ya tidak bisa dong! Pasar itu tidak ada yang bebas murni. Iya dong. Pemodal yang besar pasti menang dengan pemodal yang kecil. Lah, bagaimana.

Pemerintah sekarang lebih berat ke pasar ?

Ya, saya katakan gagal.

Gagalnya di mana?
(Suaranya meninggi) Kamu tidak merasakan?!! Kamu pelajari saja angka-angkanya. Kita kan gagal. Apakah kita masih kaya? Kita masih miskin! Tidak ada kekayaan yang masih tinggal di Indonesia. Coba lihat buku saya, ada angka-angkanya. (Prabowo kemudian naik tangga pesawat jet F-100, dia minta wawancara dilanjutkan nanti karena ingin istirahat di ranjang khusus di kabin pesawat)

Wawancara kemudian dilanjutkan di bandara Halim Perdanakusumah.

Menurut Anda, apa kelemahan sistem kapitalis?

Kelemahan sistem kapitalis dalam bahasa Prancisnya adalah “laissez fair”. Itu artinya membiarkan pada mekanisme pasar. Itu serakah. Artinya, hanya segelintir orang yang hidup makmur. Saya hampir sama dengan Obama. Di Amerika saja, Obama sudah meninggalkan. Di Eropa juga ditinggalkan. Di Indonesia ini, banyak perancang-perancang ekonomi yang tidak mau mengakui kekeliruannya.

Bukti kekeliruan itu apa?
Saya sudah buktikan dari statistik pemerintah sendiri bahwa tidak terjadi penambahan kekayaan nasional. Yang terjadi, sebetulnya kebocoran total selama belasan tahun. Kekayaan justru keluar dari Indonesia. Selama sistem tidak diatur, Indonesia tidak bisa makmur. Itu sangat sederhana. Jadi, bagi rakyat, mau terus atau mau perubahan. Kita tidak boleh takut koreksi. Orde lama menyimpang, kita koreksi. Orde baru menyimpang, kita reformasi. Sekarang, setelah sekian kali ya harus berani koreksi lagi. Yang harus dikoreksi saat ini adalah sistem ekonomi.

(dalam buku “Membangun Kembali Indonesia Raya” disebutkan devisa hasil ekspor terbang ke luar negeri dalam sepuluh tahun terakhir sebesar US$ 250 miliar).

Konsep ekonomi yang anda perjuangkan seperti apa?

Konsep ekonomi kerakyatan, di UUD 45 disebutkan azas ekonomi kekeluargaan. Ada juga yang katakan mix economy, mengambil yang terbaik dari kapitalisme, sosialisme dan ekonomi yang lain, nah itulah yang kami pakai. Pokoknya, apapun yang terbaik untuk sebagian besar rakyat, itu yang kami jalankan. Kami tidak mengkritik orang, tetapi mengkritik sistem. Kita harus berani mengubah sistem. Masak sistem salah, mau diteruskan. Ibarat mau naik mobil mau ke Surabaya, tetapi ke Anyer, ya tidak akan sampai-sampai ke Surabaya. Kalau sudah tahu salah jalan ya harus balik kanan.

Apa yang diperlukan agar konsep itu  bisa berhasil?

Yang diperlukan kehendak politik. Kalau ada political will, semua kekuatan nasional bisa dikerahkan. Tapi, kalau tidak political will, ya tidak ada apa-apa.

Artinya tergantung pada pemimpinnya?
Iya dong! Makanya, kami minta mandat dari rakyat. Kalau saya diberi mandat, maka saya akan laksanakan. Bung Karno dulu mampu bikin waduk Jati Luhur, bikin gelora Senayan. Bung Karno mampu membangun. Pak Harto mampu bikin bimas (kredit pangan jaman Orde Baru). Kalau punya kehendak politik, kita mampu. Sayangnya, elite sekarang tak punya kehendak politik.

Kenapa?
Ya, tanya sama mereka dong. Mengapa ada korupsi terus menerus setelah reformasi. Kenapa ada akal-akalan. Kenapa ada penggelembungan suara. Kenapa .... (suaranya meninggi, pengawalnya mendekat, wawancara berhenti, VIVAnews kemudian dijelaskan oleh Mayor Jenderal (Purnawirawan) Johnny Wahab, Ketua Gerindra).

Wawancara dilanjutkan lagi saat Prabowo akan masuk mobil. Saat itu, dia meminta VIVAnews tidak menulis yang jelek-jelek.

Menurut Anda, Indonesia bisa meniru China agar tumbuh 10 persen?

Ya, antara lain yang bisa ditiru dari China, Singapura, Malaysia adalah bahwa BUMN bisa menjadi ujung tombak. Itu perlu kehendak politik. Kenapa bangsa lain bisa bikin terusan Suez, Singapura bikin pelabuhan Changi dan Singapore Airlanes yang hebat. Itu karena kehendak politik.

Bagaimana dengan dominasi asing?

Kita tidak usah memikirkan orang asing. Kita memikirkan kemampuan dan kekuatan kita sendiri. Kita memiliki kekayaan sendiri, itu kita amankan. Kita berpikir rakyat kita, kita berpikir bangsa kita. Kalau orang asing mau ikut dalam pembangunan kita, ya monggo. Kita tidak melawan mereka. Tapi, kami tidak mau menjadi embel-embel atau budak mereka.

Ada rencana revisi kontrak dengan asing?

Kontrak yang tidak benar, yang tidak adil dan merugikan kita, ya harus ditinjau kembali. Kita harus renegosiasi. Masak, kontrak berdasarkan korupsi mau diteruskan. Ada beberapa yang perlu kita renegosiasi.

Misalnya?
Pokoknya, banyaklah.  

Bagaimana dengan utang, anda akan jadwalkan  utang luar negeri?

Iya, itu harus dilaksanakan.

Apa bisa?
Itu reschedulling utang, itu biasa. Karena kita dalam keadaan sulit, maka perlu rescheduling utang. Itu biasa lazim dalam dunia usaha.

Bagaimana anda menggodok konsep ekonomi yang anda usung?
Kami punya think thank yang tergabung dalam Institut Garuda Nusantara. Banyak sekali ekonom muda, ekonom yang berpikir tajam. Kami juga terus diskusi dengan ekonomi senior yang dari dulu mengusung koreksi terhadap sistem ekonomi yang sekarang ini.

Survei terbaru menyebutkan anda nomor dua?

Ya, saya kira nanti dilihat di lapangan. Anda sendiri kan lihat bagaimana antusiasme rakyat.

Sepertinya kurang optimistis, kenapa tidak yakin?

Kok kurang optimistis. Ini kan baru hari ketiga. Keyakinan nanti kita lihat di lapangan. Ada pepatah, tong kosong nyaring bunyinya. Lebih baik membumi kepada rakyat. Saya dasarnya adalah kekuatan rakyat, ya.

Anda dianggap pesaing utama SBY dalam survei terbaru?
Wah, saya tidak tahu survei itu. Survei kadang-kadang bagus, kadang tidak. Survei saya itu ya kalau bertemu rakyat. Anda dengar sendiri kan bagaimana mereka berjam-jam dan bersemangat mendengarkan. Malah, saya minta berhenti, mereka tidak boleh. Masak saya harus lanjut terus sampai suara saya habis. Padahal ini baru hari ketiga. Modalnya adalah jeruk nipis.

Sengaja diatur agar pidato tidak perlu terlalu lama?

Bukan begitu. Suasana di lapangan berbeda dengan di ruang kelas. Kalau di seminar, saya bisa bicara delapan jam. Tapi, kan ada AC. Kalau rakyat kan kasihan ini, di lapangan panas. Jadi, bicara inti-intinya. Yang jelas, Gerindra mengusung perubahan sistem.

PKS: Israel Biang Kerok Instabilitas Timur Tengah dan Ancaman Perdamaian Dunia

heri.susanto@vivanews.com

Toyota Innova Zenix Hybrid tidak kuat menanjak di Dieng

Terpopuler: Viral Innova Zenix Tak Kuat Nanjak, Chery Omoda 5 Dikomplain Konsumen

Berita yang membahas tentang viral Innova Zenix tak kuat nanjak dan Chery Omoda 5 dikomplain konsumen, banyak sekali dibaca hingga jadi terpopuler di kanal VIVA Otomotif.

img_title
VIVA.co.id
17 April 2024