SOROT 216

Alexander Tedja, Raja Properti dari Surabaya

Alexander Tedja
Sumber :
  • he-socialite.blogspot.com


VIVAnews - Majalah bisnis terkemuka, Forbes, merilis 40 daftar orang terkaya 2012. Total kekayaan para taipan di Tanah Air itu diperkirakan mencapai US$88,6 miliar atau Rp841,7 triliun (kurs Rp9.500).

Menakar Peluang Timnas Indonesia Lolos ke Piala Dunia 2026, Ada Berapa Tahap Lagi?

Dibandingkan tahun lalu, total kekayaan mereka naik empat persen dari sebelumnya US$85,1 miliar. Kenaikan itu antara lain karena faktor pertumbuhan kelas menengah Indonesia yang fantastis.

Para pengusaha tersebut bergerak di sektor perbankan, perkebunan kelapa sawit, rokok, pertambangan, makanan ringan, properti, hingga media televisi.

Pembakar Al-Quran Salwan Momika 'Diusir' dari Swedia, Kini Pindah ke Norwegia

Dari 40 nama tersebut, mencuat nama-nama baru, salah satunya Alexander Tedja, pemilik pusat perbelanjaan terbesar di Jawa Timur. Ia menempati posisi ke-36 dengan kekayaan US$790 juta atau Rp7,5 triliun. Alexander menggelembungkan pundi-pundinya dari megaproyek properti di Surabaya dan Jakarta melalui Pakuwon Group.

Beberapa proyek yang digarap perseroan, yang menjadi perusahaan publik melalui penawaran perdana saham (initial public offering/IPO) tahun 1989, dengan nama PT Pakuwon Jati Tbk (kode saham PWON), itu antara lain, superblok Tunjungan City di Surabaya serta Gandaria City dan Kota Kasablanka di Jakarta.

Jokowi Yakin Indonesia Bisa Dapat 61 Persen Saham Freeport Indonesia, Meski Alot Negosiasinya

Di Surabaya, siapa yang tak kenal dengan Alexander Tedja. Bermula ketika ia mendirikan perseroan pada 20 September 1982, dengan ia jeli melihat potensi sebidang tanah di Jalan Basuki Rahmat, Surabaya. Di kemudian hari, tanah tersebut ternyata bisa memberikan manfaat dan mendatangkan nilai komersial yang tinggi.

Proyek Plaza Tunjungan I yang mulai beroperasi 1986 merupakan batu loncatan untuk menapaki jalan panjang perusahaannya menjadi salah satu pemain properti berskala nasional. Pria yang saat ini berusia 67 tahun itu kemudian mengembangkan Plaza Tunjungan II dan Menara Mandiri pada 1991, serta kawasan hunian Pakuwon City pada 1994. Berbagai proyek Pakuwon  turut mewarnai pembangunan kota Surabaya.

Pada 1996, Pakuwon menyelesaikan pembangunan dan memulai operasi proyek komersial Plaza Tunjungan III, serta Sheraton Surabaya Hotel dan Tower. Pada saat yang bersamaan, Kondominium Regensi, juga resmi beroperasi.  Sehingga tercapailah cita-cita bapak dari empat anak, hasil pernikahannya dengan Melinda, tersebut dalam mewujudkan proyek superblok Tunjungan City.

Superblok tersebut merupakan proyek yang pertama kali ada di Indonesia.  Superblok Tunjungan City juga semakin lengkap dengan hadirnya Plaza Tunjungan IV, yang beroperasi pada 2002.

Lima tahun berikutnya,  saat ulang tahun perak, Pakuwon masuk Jakarta dengan mengakuisisi 83,3 persen saham PT Artisan Wahyu, pengembang superblok Gandaria City di Jakarta. Selain membangun superblok Gandaria City, perseroan kini mengembangkan proyek Kota Kasablanka.

Direktur Eksekutif Indonesia Property Watch, Ali Tranghada, menilai kesuksesan Tunjungan Plaza, secara umum menjadi model pengembangan grup Pakuwon di Ibukota Jakarta.

Ia memperkirakan, proyek superblok Gandaria City dan Kota Kasablanka, berpotensi mendulang kocek yang menggiurkan bagi perseroan karena terletak di lokasi yang cukup baik.

"Kota Kasablanka mempunyai lokasi yang strategis, karena terletak di daerah perluasan Rasuna Said, Kuningan, yang masuk dalam kawasan pusat bisnis (central business district/CBD) Jakarta," ujarnya kepada VIVAnews, Jumat 30 November 2012.

Pakuwon Jati, kata Ali, memiliki strategi yang tepat dalam memilih lokasi proyek-proyek properti. Perseroan tidak mengincar lahan atau tanah di kawasan CBD Jakarta, yang harganya terbilang fantastis. Mereka mencari lokasi, lebih ke posisi yang dekat dengan CBD, yang tentunya harga tanahnya masih murah.

"Dengan CBD yang padat, dengan sendirinya wilayah pengembangan properti akan melebar ke wilayah-wilayah terdekatnya, sehingga dapat menciptakan center of growth baru," kata Ali.

Mungkin, dia menambahkan, kecermatan dalam memilih lokasi dan strategi yang tepat membuat perseroan, termasuk Presiden Komisaris Pakuwon Jati, Alexander, berhasil meningkatkan kekayaannya dari tahun ke tahun. Bahkan berhasil mendorongnya masuk jajaran orang kaya baru di Indonesia.

"Saat ini, Pakuwon masih fokus pada proyek yang ada, tapi infonya sedang mencari lahan baru yang berpotensi menambah pendapatan perseroan," tuturnya.

Kekayaan Alexander Tedja sepertinya akan semakin meningkat, seiring adanya perkawinan anak-anaknya dengan raja-raja bisnis di Indonesia. Dia menikahkan putri keduanya, Irene Tedja, dengan Prjna Murdaya, yang merupakan anak orang terkaya ke-19 di Indonesia versi majalah Forbes, Murdaya Poo dan Siti Hartati Murdaya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya