SOROT 177

Dhana Gelap Pegawai Pajak

Dhana Widyatmika di gedung Kejaksaan Agung
Sumber :
  • ANTARA/Reno Esnir

VIVAnews - Jumat pagi, 2 Maret 2012. Sekitar pukul 07.15, seorang pria berjaket hitam dan bertopi mendatangi Kejaksaan Agung. Mengendarai Suzuki Baleno, bersama dua pria lain, dia turun terburu-buru.

Pria muda yang mengenakan hem biru langsung masuk ke ruang tindak pidana khusus di Gedung Bundar. Saking cepatnya, dia luput dari pengamatan wartawan yang sejak pagi buta menunggu. Padahal, dia adalah orang yang paling dicari dalam sepekan ini. Dialah Dhana Widyatmika.

Dhana belakangan ini tenar setelah Kejaksaan Agung pada 24 Februari mengumumkan status dia sebagai tersangka kasus kepemilikan rekening gendut. Nilai kekayaan Dhana yang mencapai puluhan miliar rupiah dicurigai tidak wajar. Sebab, dia hanyalah pegawai golongan IIIC. Sebelum pindah ke Kantor Pelayanan Pajak DKI Jakarta, dia tercatat sebagai pegawai di Direktorat Jenderal Pajak dengan gaji total hanya Rp4,37 juta sebulan. 

Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejaksaan Agung, Noor Rachmad, mengatakan Dhana diduga menempuh beragam modus kejahatan dalam mengumpulkan kekayaan itu. “Ini masih sangkaan,” kata Noor.

Kejaksaan mencurigai rekening gendut Dhana diperoleh dari gratifikasi, suap, pemerasan, korupsi, dan penyalahgunaan wewenang. “Kalau dari penelusuran nanti ada aliran uang dari money laundering, tentu akan diperiksa juga,” dia menambahkan.

Seorang sumber VIVAnews di lembaga penegak hukum mengungkapkan kekayaan Dhana dan istrinya, DA, bermacam ragam. 

“Ada rekening senilai Rp8 miliar, lalu ada pula Rp20 miliar,” kata sumber itu. Itu belum termasuk rekening dalam mata uang asing senilai US$270 ribu atau setara Rp2,4 miliar dan emas seberat 1 kg. Senior Gayus Halomoan Tambunan di Sekolah Tinggi Akuntansi Negara ini juga diketahui memiliki minimarket dan showroom jual beli truk bekas.

Lantas, berapa kekayaan Dhana yang dilaporkan ke negara?

Dhana melaporkan hartanya pada 24 Juni 2011. Saat itu dia menjabat sebagai Account Representative Kantor Pelayanan Pajak Penanaman Modal Asing Enam. Berdasarkan Laporan Harta Kekayaan Pejabat Negara, Dhana mengaku memiliki kekayaan hanya senilai Rp1.231.645.025.

Jumlah itu terdiri atas harta tidak bergerak yang nilainya mencapai Rp686.722.000. Ini terdiri dari tanah dan bangunan seluas 125 meter persegi dan 45 meter persegi di Depok, Jawa Barat. Kemudian, ada tanah dan bangunan warisan seluas 300 meter persegi dan 100 meter persegi di Jakarta Timur.

Adapun harta bergerak yang dilaporkan pria kelahiran Malang ini antara lain adalah: mobil Toyota Kijang Innova, logam mulia, dan surat berharga.

Dari penelusuran VIVAnews, minimarket yang diduga milik Dhana terletak tak jauh dari rumahnya. Minimarket itu tak bernama. Tapi, menurut Nur Rachman, ketua RT yang lain, pada awalnya toko itu bernama Betamart. Itu dia ketahui karena pernah ada seorang wanita yang mengajukan surat izin domisili untuk minimarket itu.

Adapun showroom mobil bekas Mobilondo 88 milik Dhana terletak di Jalan Dermaga Raya, Duren Sawit, Jakarta Timur. Di dalamnya terlihat berjejer 17 truk dari berbagai jenis, mulai dari Colt Diesel sampai Toyota Dyna. Menurut Ilham Meth, rekan Dhana, showroom itu berpindah ke tangan Dhana sejak 2006. "Sekarang milik Dhana,” katanya.

Bagaimana terungkap
Nasib gelap yang mengintai Dhana bermula pada 16 Februari 2012. Bermodalkan laporan dari Pusat Pelaporan dan Analisa Transaksi Keuangan (PPATK), Kejaksaan Agung menyelidiki lalu menggeledah sejumlah tempat yang berkaitan dengan Dhana, antara lain: kantornya di Dinas Pajak DKI, Unit Pelayanan Pajak Daerah Kecamatan Setiabudi Jakarta Selatan, rumahnya di kawasan Cipinang Jakarta Timur, termasuk showroom Mobilindo 88 dan minimarket tak bernama miliknya. Penyidik juga lalu memeriksa kantor istri Dhana, DA, di Ditjen Pajak Kementerian Keuangan. Dari penggeledahan tersebut, penyidik menyita sejumlah barang bukti, di antaranya dokumen, uang, emas, dan mobil Daimler Chrysler.

Sehari kemudian, Jumat, Kejaksaan langsung meminta Ditjen Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM mencekal Dhana. Tak lama kemudian, dia pun ditetapkan sebagai tersangka.

Sumber VIVAnews di atas mengisahkan, drama episode “Gayus II” ini bermula ketika seorang pegawai bank melapor ke PPATK ada pegawai pajak yang sedang menarik uang bernilai miliaran rupiah. "Menurut mereka namanya DW," katanya.

Saat dicek di sistem PPATK, tercatat ada seorang yang mengaku pengusaha yang melakukan transaksi miliaran rupiah. Namanya sama: Dhana. Alarm di sistem PPATK langsung hidup, apalagi “setelah dicek, ternyata nama ibu kandungnya sama”.

Petugas PPATK menelepon yang bersangkutan. Dhana semula tidak mengaku seorang pegawai kantor pajak. "Dia mengaku pengusaha," katanya.

PPATK makin curiga. Setelah diteliti lebih lanjut, “sang pengusaha” memiliki 28 rekening dengan isi yang berbeda-beda. Ada yang Rp8 miliar, Rp20 miliar, sampai US$200 ribuan dolar. Saat itu juga PPATK meminta bank untuk menunda transaksi itu selama satu hari —lalu diperpanjang 5 dan 15 hari untuk keperluan penyelidikan lebih lanjut.

Dari hasil penyusuran transaksi berskala besar sejak 2005, PPATK mendapati beragam transaksi mencurigakan di sejumlah rekening PNS. Modusnya juga beraneka macam. Salah satunya adalah membayar Rp2 miliar untuk top up premi asuransi. Menemukan kejanggalan-kejanggalan itu, PPATK menjalin kerja sama dengan Kejaksaan Agung untuk menggelar penyelidikan.

Tampil sederhana
Berbeda dengan Gayus yang membeli rumah mewah di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara, Dhana memilih tinggal di rumah biasa di Kelurahan Cipinang Melayu, Jakarta Timur. Rumahnya besar, tapi tidak tampak mewah.  Itupun warisan dari rumah orangtuanya.

Ketua RT setempat, Suwardjianto, mengisahkan sejak kecil Dhana tinggal di rumah itu. Dia merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. Suwardjianto yang baru menjadi Ketua RT selama 2,5 tahun mengaku tidak begitu mengenal Dhana. Di lingkungan rumahnya, Dhana jarang bersosialisasi. Dhana dan istrinya tiap hari berangkat pagi dan pulang larut malam. Sesekali saja mereka bertemu dan bertegur sapa.

Dhana juga selama ini tak tampil bak orang kaya. Saban hari dia hanya menggunakan Kijang Innova hitam keluaran 2008.

Karena itu banyak warga kaget menonton berita soal Dhana. “Kami mengenal Pak Dhana orang yang baik,” katanya.

"Saya kaget, saya baca di running text. Dia baik dan rajin ke masjid," kata Simon, seorang sahabat orang tua Dhana.

Di kantor Dhana yang baru, di Unit Pelayanan Pajak Daerah Setiabudi, Dinas Pajak DKI, teman-teman Dhana juga begitu. Mereka mengaku baru tahu kabar mengagetkan itu dari pemberitaan media. Atasan Dhana, Kasubag Sub Tata Usaha Tuti Choiriyah, mengisahkan Dhana mulai bekerja di instansi itu sejak tanggal 12 Januari 2012. 

"Dia menjadi staf kami. Karena masih baru, saya sebagai Kasubag memonitor kinerjanya. Dia masih di bawah pengawasan, di Tata Usaha. Belum begitu lama," tuturnya.

Tuti mengatakan tidak tahu apa alasan Dhana dipindahkan dari Direktorat Jenderal Pajak. Di matanya sebelum ini, Dhana adalah sosok pegawai yang sopan, disiplin, dan pekerja keras. Dari penampilannya di tempat kerja, Dhana tidak menunjukkan gaya hidup mewah.

"Mobil mewah nggak juga, saya tahu dia menggunakan Innova. Biasa, sama, seperti kami. Makan bareng di kantin," katanya.

Dhana sendiri belum memberikan pernyataan tentang permasalahan yang melilitnya. Akan tetapi, dalam surat permohonan izin tidak masuk kantor yang dia kirimkan ke atasannya pada 27 Februari 2012, dia menulis bahwa kasus yang sedang dia hadapi “merupakan permasalahan saya pribadi dan tidak ada sangkut paut dengan tugas yang saya jalankan di tempat saya bertugas saat ini. Pemberitaan ini sangat mengejutkan bagi saya, istri dan keluarga saya, serta terdapat informasi yang tidak benar atau berdasar.” Selengkapnya klik di sini.

Pengacara Dhana, Reza Edwijanto, pun masih hakulyakin bahwa kliennya tidak bersalah. Dia bersikeras bahwa harta kliennya tidak sebesar yang diberitakan dan masih dalam batas kewajaran. "Dari data saya, secara keseluruhan jumlahnya Rp400 juta. Itu dari semua rekening yang disita," kata Reza.

Dia menerangkan itu jumlah yang tercatat di rekening atas nama Dhana sendiri. Istrinya memiliki rekening lain. "Istrinya murni dari gaji," kata dia menambahkan.

Sampai pemeriksaan kedua, Reza mengatakan belum ada dugaan penggelapan yang dituduhkan kepada Dhana. “Saya tidak percaya bersalah. Mungkin kalau ada lebih-lebih sedikit, belum tentu dari hasil kejahatan," kata Reza Edwijanto.

Benar salah Dhana masih diseldiki aparat hukum. Yang jelas, selama ini memang tak ada yang menyangka sosok pegawai pajak berpenampilan sederhana itu bisa menjelma menjadi seorang “Gayus” yang lain. (kd)

Merayakan Hari Film Nasional 2024, Arif Brata Ajak Penonton ke Bioskop Menyaksikan Keluar Main 1994
Pembalap Pramac Racing, Jorge Martin

Jadwal Lengkap Sprint Race dan Balapan MotoGP Spanyol 2024, Akhir Pekan Ini

Balapan MotoGP Spanyol akan kembali bergulir pada akhir pekan ini, sejak Jumat 26 April 2024. Para pembalap akan bertanding di sirkuit Jerez pada seri keempat musim ini.

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024