SOROT 77

Prananda, Kamus Berjalan Bung Karno

VIVAnews - Sopir itu kerap mengantar tuannya ke Lenteng Agung. Juga ke Cipanas di akhir pekan. Di Cipanas Jawa Barat itu sang tuan bisa tinggal berhari-hari. Baru pulang ke Jakarta di awal minggu. Mengantar sang tuan ke sana kemari, dia menyetir Mobil Toyota Alphard.  

Badannya tegap. Staminanya tergolong luar biasa. Tidak banyak yang tahu siapa nama lengkapnya. Orang-orang kerap memanggil dengan nama yang unik, Uweng. Ada juga yang memanggilnya dengan nama yang terkesan nama kanak-kanak, Nanan. Padahal usia sudah separuh. Umurnya kini 40 tahun.

Tapi Uweng bukan sopir sembarangan. Otaknya encer. Dan dia paham betul ajaran Bung Karno, presiden pertama Indonesia yang sohor dengan pidatonya yang gegap gempita itu. Dua pekan terakhir, nama sang sopir misterius ini melejit di kancah PDI Perjuangan. Khayalak ramai, bahkan orang-orang di kandang Banteng, tercengang.

Terkejut, karena tidak banyak yang tahu bahwa pria yang kerap mengantar Megawati ke kantor PDI Perjuangan di Lenteng Agung, Jakarta Selatan, itu adalah Mohamad Prananda Prabowo, putra kandung sang Ketua Umum.

Berbeda dengan Puan Maharani, sepak terjang Prananda di dunia politik  belum teruji dan terbukti. Namun, menjelang kongres Partai PDI Perjuangan pada awal April di Bali, namanya mendadak melesat.

Prananda tiba-tiba saja menjadi salah satu calon kuat wakil ketua umum partai. Ini adalah posisi baru di struktur partai yang akan dibentuk guna menampung proses regenerasi. Prananda bakal bersaing dengan calon kuat lain yang sudah lebih dikenal  publik, Puan Maharani, adiknya sendiri dari  ayah yang lain.

Banyak orang bertanya-tanya mengapa orang yang tidak begitu dikenal ini tiba-tiba saja meloncat tinggi menjadi calon orang kedua, mengancam posisi Puan yang sudah digadang-gadang selama ini.

Sejumlah kader partai itu menuturkan bahwa mencuatnya nama Prananda disebabkan kian meruncingnya kubu pro koalisi dan pro oposisi. Kubu pro koalisi menghendaki PDIP bergabung dengan Demokrat di pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono. Kubu pro oposisi sebaliknya.

Mereka yang pro oposisi menilai Puan sebagai sosok yang fleksibel tapi  pragmatis dan bersemangat untuk berkoalisi dengan pemerintahan SBY. Kelompok pro oposisi menilai perlu ada penyeimbang untuk ini. Mesin penggerak kelompok ini adalah Cepi Budi Muliawan, anggota Badan Pemenangan Pemilu Pusat PDIP. Dan sosok si penyeimbang itu yang dinilai paling pas adalah Mohamad Prananda.

Prananda adalah anak kedua Megawati Soekarnoputri dari suami pertama, Lettu Penerbang Surindro Suprijarso, sebelum menikah dengan Taufiq Kiemas. Anak pertama pasangan Megawati - Surindro adalah Mohamad Rizki Pratama.

Surindro meninggal karena kecelakaan ketika menerbangkan pesawat Skyvan T-701 di perairan Biak, Irian Jaya, pada 22 Januari 1970. Saat peristiwa nahas terjadi, Megawati tengah mengandung putra kedua yang setelah lahir diberi nama Mohamad Prananda Prabowo. Ia kemudian biasa dipanggil Nanan atau Uweng.

Kejadian inilah yang membuat Megawati dikenal memiliki kedekatan khusus dengan Prananda. Banyak orang di PDIP yang memiliki cerita soal kedekatan Nanan dengan ibunya. Menurut anggota DPR dari PDIP Eva Kusuma Sundari, Nanan adalah figur penting di balik layar Megawati. Dia teman Mega bertukar gagasan.

Nanan kerap mendampingi ke mana ibunya pergi. Ia sering menjadi sopir sang ibu. Nanan juga menemani sang ibu saat memutuskan menyepi di Cipanas, Jawa Barat, ketika sedang panas-panasnya tarik-ulur untuk berkoalisi atau beroposisi dengan SBY.

Di kalangan kader PDIP, kendati dikenal sopan dan menghormati orang tua, Nanan memiliki watak mirip ibunya soal memegang teguh ajaran Bung Karno. Karena itu, kubu pro oposisi berpendapat bahwa pria berusia 40 tahun ini lebih sesuai untuk memimpin PDIP.  “Prananda adalah cucu Bung Karno sejati,” ujar Cepi.

Saking kuatnya ideologi Soekarno yang tertanam dibenaknya, sampai-sampai ia dijuluki ‘Kamus Berjalan Bung Karno.’ Ia bahkan membangun satu situs khusus yang lengkap mengenai ideologi dan berbagai pemikiran kakeknya tersebut. Situs tersebut berjudul “Genta Suara Revolusi” yang beralamat di www.gentasuararevolusi.com.

Persoalannya, beda dengan Puan, Prananda memang nyaris tidak pernah tampil ke muka publik. Wartawan VIVAnews sudah berupaya keras mewawancarainya, namun cucu Soekarno ini selalu menampik. Ia masih malu-malu tampil ke muka publik.

Megawati sendiri sudah mengenalkan Prananda ke publik. “Prananda anak saya, Puan juga anak saya. Ada banyak lagi anak-anak muda yang punya potensi,” ujar Mega seusai membuka Konferensi Daerah PDIP DKI Jakarta di Ancol akhir Maret lalu. Namun, Mega meyakini kedua anaknya kelak akan menjadi pemimpin partai.

Sejumlah kalangan di PDIP Perjuangan menilai bahwa Prananda adalah pemimpin masa depan partai. Buat yang suka klenik, posisi anak kedua dalam trah Soekarno punya posisi unik. Soekarno adalah anak kedua dari dua bersaudara. Megawati adalah putri kedua dari lima bersaudara. Dan  Prananda juga anak kedua dari dua bersaudara. Akankah Prananda  menjadi pewaris tahta generasi penerus Soekarno?  

Fungsionaris PDIP, Eva Kusuma Sundari beranggapan Puan dan Prananda tidak harus bersaing satu sama lain. PDIP akan memberikan waktu kepada keduanya mengembangkan diri hingga 2015. Bahkan, keduanya punya kesempatan membuktikan diri, sekaligus saling membantu satu sama lain.

Eva mencontohkan fenomena Dinasti Gandhi di India. Di sana, kakak-beradik Priyanka dan Rahul Gandhi yang merupakan putra-putri Sonia dan Rajiv Gandhi – politisi ternama Dinasti Gandhi, saling bahu-membahu dalam memenangkan partai di pemilu. “Jadi, memang tidak perlu berseteru.”

Kapan Nama DKI Jakarta Berganti DKJ Resmi Digunakan?
Sofyan Dado

Keluarga Ungkap Penyebab Meninggalnya Sopyan Dado, Punya Riwayat Diabetes Hingga Sakit Jantung

Sopyan Dado meninggal dunia pada hari ini, Kamis, 28 Maret 2024. Sang aktor meninggal dunia di salah satu rumah sakit yang berada di kawasan Fatmawati, Jakarta Selatan.

img_title
VIVA.co.id
28 Maret 2024