SOROT 77

“PDIP Tak Harus Dipimpin Trah Bung Karno”

VIVAnews – Darah segar politisi PDI Perjuangan mulai bermunculan dari generasi ketiga Soekarno. Salah satunya, Puti Pramathana Puspa Seruni Paundrianagari Guntur Soekarnoputri atau yang lebih akrab dipanggil Puti.

Chelsea Proteksi Raheem Sterling dari Hinaan Fans

Pada Kongres PDIP di Bali awal April 2010 ini, perempuan kelahiran 26 Juni 1971 itu digadang-gadang sebagai sosok yang pantas duduk di jabatan Wakil Ketua Umum PDIP, disamping dua nama lain yang juga merupakan saudara sepupunya, Puan Maharani dan Prananda Prabowo.

Saat ini Puti sudah ada di Bali dalam rangka persiapan kongres. Ditemui VIVAnews saat makan siang di Made’s Warung di kawasan Seminyak Bali, Jumat 2 April 2010, Puti tampil santai. Dia memakai atasan putih dan celana selutut. Rambut ikal sebahunya diikat ke belakang.

Heboh Dugaan TPPO, Begini Pengakuan Mahasiswa Unnes saat Ikuti Ferienjob di Jerman

Dunia politik yang jadi ‘tradisi’ keluarga besar Bung Karno, terbilang baru bagi Puti. Nama putri tunggal pasangan Guntur Soekarnoputra – Heni ini baru terdengar saat pemilu legislatif 2009 lalu. Kini, Puti berstatus sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat periode 2009-2014.

Apa harapan pebisnis restoran dan Wakil Ketua Yayasan Fatmawati tersebut dalam kongres dan pandangannya soal masa depan PDIP? Berikut petikan wawancara dengan Puti:

Putra Tamara Bleszynski Ditabrak Orang Tak Bertanggung Jawab di Depan Rumah

Mengapa memutuskan untuk terjun ke dunia politik?
Sebenarnya itu dengan proses, dan tidak serta merta terjun ke politik. Mungkin jika dibesarkan di keluarga yang berkecimpung di politik... ya sedikit banyak memberi pengaruh juga, intinya semua itu dengan proses.

Ada yang mendorong Anda terjun ke dunia politik?
Yang mendorong, yang kan tadi saya sudah jelaskan semua itu proses. Dari sisi akademis, saya juga sekolah di Fisip UI yang juga memperkaya saya dalam  politik.
Kalau berada dalam politik praktisnya, itu kemantapan dikarenakan juga proses selama ini. Saya memilih terjun ke politik karena merasa ada kesiapan secara eksternal dan internal. Secara internal keluarga mendukung dan mengerti. Dari hubungan eksternal, saya secara resmi ikut satu partai, PDIP. Itu yang membuat saya mantap. 
Alasan saya terjun ke politik, karena masih banyak yang harus saya perbuat untuk bangsa ini. Tentunya pengalaman juga memperkaya.

Anda memiliki mentor politik khusus?
Yang jelas keinginan diri sendiri yang mendorong saya untuk terjun ke politik. Terus terang, saya sangat mengagumi kakek saya, karena kakek saya pikirannya relevan. Apa yang dikatakan dalam tulisannya terjadi di era sekarang ini.
Sebagai negarawan iya, seniman iya, seorang kakek juga iya. 
Kalau tokoh lain juga banyak [Puti tidak menyebutnya satu persatu-persatu]. Saya juga banyak membaca ide dari tokoh lain, seperti hal-hal positif dari pengalaman tokoh ini.  Saya baca buku biografi, filosofi, tapi tidak serta merta mengidolakan seseorang.

Pernah membaca buku karya Bung Karno?
Semua karya kakek, saya baca. Karena saya sendiri senang membaca buku.

Dari sekian karya Bung Karno, apa yang menjadi favorit Anda?
Di bawah Bendera Revolusi. Karena itu wajib dimengerti, dan  dipahami bagaimana jalan pemikiran beliau.

Sebagai generasi ketiga Sukarno, apa pandangan Anda soal keadaan PDIP sekarang?
Saya melihat begini, sebagai kader muda partai, ada hal tertentu yang harus disikapi. Partai sebagai suatu alat perjuangan yang dapat mewujudkan keinginan rakyat. Bagaimana kita dapat menyalurkan aspirasi rakyat , untuk memenuhi mimpi rakyat, menata partai lebih baik.
Situasi kondisi masyarakat juga semakin pintar, situasi semakin dinamis, semakin berkembang. Rakyat tidak dapat dibodohi, partai harus ditata dengan hal-hal yang inovatif. PDIP adalah partai yang ideologis berdasar pada ideologi  Pancasila 1 Juni, harus bisa diejawantahkan, menerjemahkan ideologi tersebut dalam alam situasi kondisi sekarang.
Ini yang menjadi tugas kader muda partai. Partai harus menata diri kedepan  dalam menghadapi situasi yang semakin dinamis , dengan cara sikap dan mensikapi sesuai dengan garis ideologi yang jelas.

Apa target Anda seandainya harus memegang kendali partai?
Saya nggak mau berandai-andai, misalnya.. atau seandainya. Tidak bisa saya jawab. Saya sebagai kader partai yang juga duduk di DPR. Kerja yang terpenting adalah perjuangan kader partai untuk rakyat, kerja saya di DPR dan  konsisten menjalankan ideologi partai. Perjuangan kita adalah menjaga NKRI, UUD 45, dll.

Apakah PDIP masih menarik bagi generasi saat ini?
PDIP itu mempunyai nilai yang pasti. Wadah inilah yang menjadi wadah perjuangan kita, secara historis ideologis, membawa bendera apa, itu sudah jelas. Kami memiliki basis massa yang masih konsisten dengan ideologi tersebut, tidak hanya saya sebagai keluarga Bung Karno.  Partai ini yang bisa membawa aspirasi untuk rakyat. Saya bicara bukan sebagai keturunan Bung Karno saja.

Menurut Anda, PDIP harus dipimpin darah biru?
Saya melihat dari perspektif bahwa sekarang kita masih memiliki basis massa yang percaya akan kekuatan itu sebagai perekat dan motor penggerak partai. Di sisi lain, situasi semakin dinamis, [pengaruh] dunia semakin merasuk.
Saya tidak melihat trah Bung Karno harus memimpin. Sebagai bagian yang mempererat mungkin iya, keluarga Bung Karno sebagai aset partai. Tapi saya melihat kader partai juga mampu. Banyak generasi muda partai yang punya potensi.

Bagaimana PDIP harus bersikap soal koalisi atau oposisi terhadap pemerintahan SBY ?
Partai PDIP mempunyai garis ideologi yang sudah jelas. Ketua umum sudah punya prinsip yang jelas. Sikap itulah yang kita patuhi dan jalankan. Dan yang terpenting juga adalah keinginan dari basis massa kita yang memiliki benang merah yang jelas. Apa yang sudah menjadi garis kita itu sudah jelas.

Bagaimana Anda menilai pemerintahan SBY?
Dia harus memenuhi janji-janji politiknya.  Yang SBY janjikan dulu harus terpenuhi.

Dari kacamata PDIP sebagai partai nasionalis, menurut Anda bagaimana Indonesia harus dipimpin?
Ada tiga partai besar yang nasionalis, persoalannya adalah apakah dalam sikap dan menyikapi persoalan bangsa ini. Bagaimana harus memperjuangkan masyarakat yang masih miskin dan bodoh, kekayaan alam yang dieksploitasi untuk kepentingan bangsa lain dan kondisi bangsa yang diperlakukan sebagai bangsa kuli. Itu bagian dari perjuangan.
Jika kita kaum nasionalis konsisten akan apa yang menjadi landasan perjuangan dan kerja yaitu Pancasila maka , prinsip kedaulatan dalam bidang politik, berdikari dalam bidang ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan adalah hal yang harus diwujudkan dalam membawa bangsa ini menjadi bangsa yang disegani di mata dunia.

Laporan : Peni Widarti | Bali

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya